ENAM

1278 Kata
Sebelum berangkat bekerja tadi pagi, Argi mendapatkan kabar bahwa Kinar harus menjemput Elena ke rumah mamanya. Tapi, bagaimana mungkin Kinar menjemput Elena ketika semalam penuh Argi menyiksa Kinar yang harus melayani nafsunya hingga hari ini Kinar jatuh sakit dan mengeluh tubuhnya terasa remuk karena perbuatan Argi semalam. Tidak ada pertengkaran apa pun setelah hubungan suami istri itu terjadi. Argi yang jatuh cinta kepada Kinar entah sejak kapan. Intinya Argi tidak bisa mencari perempuan lain lagi karena mata hatinya sudah tertutup oleh Kinar yang menjadi pusat semesta Argi. Menjadi duda sejak empat tahun yang lalu membuat Argi sedikit trauma untuk membuka hati lagi. Apalagi mamanya yang selalu buru-buru memintanya mencari pengganti mama Elena. Argi sendiri sebenarnya sangat malas untuk membahas perjodohan lagi. Mengingat bahwa mama Elena memang meninggal ketika melahirkan putri kecilnya. Argi yang masih sering mengunjungi pemakaman pun sebenarnya merasa berdosa ketika dulu dia mengabaikan perempuan itu dan justru ditinggal selamanya karena sakit yang dideritanya justru tidak diketahui oleh Argi. Untuk hari ini dia membiarkan Kinar istirahat dulu. Untuk berjalan pun Kinar susah. Apalagi harus menjemput Elena ke rumah orang tua Argi. Ketika dia tiba di sana. Ada Alisya yang sedang menyuapi Elena makan. Berarti maksud mamanya tadi meminta Kinar untuk datang adalah agar mamanya bisa menunjukkan bahwa Kinar sebenarnya adalah seorang pengasuh. Bukan calon istri seperti yang dikatakan oleh Argi semalam. "Papa?" Elena berlari menuju ke arahnya. Padahal dia sendiri yang sedang membawakan makan siang untuk Elena. Tapi dia melihat Alisya menyuapi anaknya kemudian dia langsung menampilkan ekspresi yang tidak suka. "Argi, Kinar mana?" tanya mamanya ketika membawa minuman menuju halaman di belakang rumah. "Kinar sakit, Ma," "Sakit? Demam?" "Entah, Ma. Waktu aku masuk ke kamarnya, tubuhnya panas banget. Makanya waktu Mama kirim pesan ke dia aku yang balas tadi," jelas Argi kepada mamanya. Ia tahu bahwa mamanya pasti akan menanyakan reaksi obat perangsang semalam yang dicampurkan oleh mamanya justru diminum oleh Kinar. Ketika dia duduk di kursi yang ada di dekat kolam, "Kamu beneran minum yang semalam itu?" tanya mamanya ketika dia duduk di sana. Benar saja yang diduga oleh Argi bahwa mamanya pasti akan menanyakan hal itu. sebenarnya Argi kesal. Tapi karena sudah terlanjur, mau bagaimana lagi. Juga, dia akan bertanggungjawab apa yang akan terjadi nantinya. Argi tidak mungkin lari dari kenyataan sekalipun Kinar hamil karena dirinya. Dia ingin memastikan bahwa perasaan Kinar juga menaruh perasaan kepadanya. Karena apa yang dia rasakan selama ini adalah karena Kinar yang menyiksa perasaannya. Hatinya tertutup, karena gadis itu juga. Ralat, Kinar bukan gadis lagi. Semalam dia sudah mengambil mahkota perempuan itu. "Kenapa Mama tanyain itu, sih? Aku yang minum kok," "Kamu lampiasin sama siapa?" Dia menyipitkan matanya ketika mamanya bertanya demikian. Benar saja jika itu memang perbuatan sang mama yang sudah keterlaluan mencampurkan ke dalam minuman tersebut. Mungkin mamanya berpikir bahwa Argi akan terjebak lagi lalu melakukannya dengan Alisya kemudian Alisya hamil dan ia menikahinya seperti apa yang terjadi pada mama Elena dulu. Namun, Argi tidak ingin jika kejadian itu terulang lag. Apalagi dia yang sudah menaruh perasaan kepada Kinar justru dijodohkan dengan perempuan lain. "Ma, kenapa Mama pengin banget sih kalau aku nikah lagi? Elena siapa yang jagain? Belum tentu kan istri aku bisa terima dengan baik tuh anak. Nggak mungkin juga aku cuman nyenengin, Mama. Tapi aku justru nggak mikirin perasaan Elena. Aku nggak mau buat dia sedih, Ma," "Argi, Alisya itu bisa terima Elena dengan baik! Lihat aja dari cara dia memperlakukan Elena itu seperti apa." "Kalau perihal memperlakukan Elena dengan baik. Jawabannya yang paling baik adalah Kinar, Ma. Karena dia yang merawat Elena dari bayi sampai seperti sekarang ini. Cucu Mama juga bisa baca di usia sekarang ini juga karena dia," "Wajar dong, karena dia itu pengasuh. Lagian ya bukan satu atau dua kali kamu bawa Kinar sebagai calon istri dipertemuan Mama dengan calon istri kamu," "Mau bayar atau bagaimanapun juga. Cuman dia yang nggak pernah bentak, Elena. Mama sebagai nenek Elena juga sering banget bentak dia kok. Beda sama Kinar, dia itu nggak pernah marahi Elena. Kadang kalau capek, pasti dia ngeluh sama Elena. Aku sering kok dengar dia ngeluh sama Elena kalau dia capek. Tapi nggak pernah berani marahin anak aku." "Oh, jadi kamu sekarang belain dia gitu? Kenapa kamu nggak nikahi aja! Tapi ingat ya, Argi. Level kamu sama Kinar itu jauh, ibarat kamu adalah topi, dan dia adalah kaos kaki," "Sekalipun kaos kaki, kadang kaos kaki itu jauh lebih mahal dibandingkan dengan topi, Ma. Kalau bicara harga, baju yang dipakai Elena itu jauh lebih mahal dibandingkan dengan tas yang dipakai sama Alisya itu," tunjuk Argi ke tas yang ada di atas meja. Tentu saja Argi akan sangat hafal dengan barang-barang mewah yang selalu menempel pada anaknya. Belum lagi baju-baju yang digunakan oleh Kinar itu harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan apa yang menempel pada tubuh Alisya sekalipun dia adalah seorang model ternama. Sekalipun Kinar itu adalah pengasuh. Tapi Argi tetap menghargai dan selalu membelikan pakaian mahal untuk Kinar. Karena Argi tahu bagaimana cara menghargai pengasuh anaknya yang kali ini dianggapnya seperti mama baru untuk Elena. "Argi, kenapa kamu bandingin harga baju Elena sama tas Alisya sih? Mama nggak lagi ngomongin harga," "Mama bandingin Kinar sama kaos kaki, Ma. Terus bandingin aku sama topi. Kenapa Mama sekarang berubah pikiran? Bukannya dulu Mama selalu dukung aku kalau aku bisa saja nikahi Kinar kalau aku mau. Tapi sekarang Mama justru anggap dia serendah itu?" "Argi, Mama nggak bermaksud merendahkan. Mama tahu kamu sayang sama dia sebagai pengasuh anak kamu. Sampai-sampai kamu tuh nggak mau dia berhenti dan agar tetap merawat Kinar. Tapi, sebentar lagi anak kamu bakalan sekolah," Elena berlari lagi kepada Alisya yang ada di dekat kolam renang sambil duduk dan makan di sana. "kurang apalagi sih, Alisya, Argi? Apa benar rumor kamu gay itu memang benar?" Argi tertawa kecil kemudian mengambil potongan buah semangka yang ada di atas meja lalu menatap mamanya sejenak. "Kenapa Mama mikirnya aku benar, gay, Ma? Gimana caranya seorang laki-laki itu melampiaskan nafsunya kalau dia nggak bisa terangsang sama perempuan yang Mama sediakan," "Kinar? Apa dia berhasil buat kamu menjadi pria sejati? Kalau memang ya, oke, kita taruhan, Argi," "Taruhan?" "Ya, kalau memang dia yang bisa buat kamu merasa jauh lebih baik lagi, Mama nggak apa-apa, Argi," Itu adalah kode baginya. Tanpa dia disuruh pun. Argi sudah menaruh perasaan kepada Kinar melebihi cintanya kepada perempuan yang baru saja dikenalnya. Argi sendiri sudah menaruh harapan yang begitu besar kepada perempuan itu agar Kinar mau menjadi mama sambung untuk Elena. "Mama nggak perlu minta yang aneh," "Benar kan berarti. Kamu itu gay?" Argi tertawa lagi. Mamanya tidak tahu bahwa semalam dia sedang bercinta dengan panas dengan Kinar sampai perempuan itu jatuh sakit karena melayaninya. Pagi tadi untuk percintaan mereka yang kelima, Kinar tak berkata apa-apa dan justru melayaninya dengan cukup baik. Desahan Kinar, dan juga d**a Kinar yang membuat Argi terangsang itulah yang membuat kehidupannya menjadi jauh lebih baik lagi sekarang ini. Karena dia bisa membuktikan bahwa dia itu bukanlah gay. Dia bisa terangsang, tapi hanya dengan Kinar. Sekalipun Alisya yang memiliki d**a besar seperti yang ditampilkan sekarang ini. Apalagi bagian bokongnya yang besar. Tetap saja Kinar akan menjadi nomor satu bagi Argi. Karena dia juga yang merenggut kehormatan Kinar dan menjadi yang pertama untuk hubungan tersebut. Argi tidak akan menyia-nyiakan perempuan itu. sehebat apa pun mamanya menjodohkan. Maka, dia akan berjuang dengan sendirinya untuk perempuan yang sedang menghabiskan waktunya untuk tidur itu karena perbuatan dia yang semalam cukup membuat Kinar kelelahan melayani nafsunya. Tidak ada lagi pelayanan dengan landasan nafsu saja. Kali ini dia akan membuktikan bagaimana keseriusanya untuk Kinar. Memang selama hidupnya, Argi tidak pernah merasakan jatuh cinta kepada siapapun setelah kekasihnya dulu mengkhianati. Kemudian itu adalah alasan kenapa orang-orang menganggapnya gay karena tidak mau menikah. Sampai dia pernah bersumpah kepada mamanya bahwa dia tidak akan menikah karena semua perempuan itu hanya ingin harta dan juga tidak mau bertahan demi cinta. Cinta itu tidak ada. Cinta itu bohong. Begitulah yang dipikirkan oleh Argi dulu. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN