SATU
Jangan lupa tekan tombol love ya teman-teman. Untuk dukung author biar semangat nulis terus. Follow juga akun author.
Kinar, usia dua puluh empat tahun yang seharusnya sibuk untuk pekerjaan yang lain justru dia terjebak dalam mengasuh anak perempuan bernama Elena. Gadis mungil dengan mata cokelat serta kulit putih dengan rambut panjang yang selalu dikepang adalah suatu hal yang selalu membuatnya betah.
Sudah empat tahun lebih mengabdi menjadi pengasuh di rumah pria yang berstatus duda itu. kinar sendiri sangat jarang berkomunikasi dengan pria itu. pasalnya, pria itu sangatlah sibuk dan benar-benar gila bekerja. Untuk urusan rumah, mungkin butuh hingga belasan asisten untuk membersihkan. Bahkan untuk tempat bermain Elena pun di desain sedemikian rupa. Kamar tempat Kinar tidur juga sama besarnya dengan rumah sang nenek yang ada di kampung sana.
Ya, itulah Kinar. Tinggal bersama dengan neneknya setelah orang tuanya tidak ada. Dia tidak pernah sama sekali merepotkan orang lain. Andai saja bukan karena neneknya, dia tidak akan bekerja di tempat ini. Tapi bersyukurnya dia, menjadi pengasuh adalah hal yang tepat. Melelahkan dan juga belum lagi sikap anak itu sering menyebalkan.
Mama. Adalah panggilan yang membuat Kinar kadang kesal dengan Elena. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa ketika mengingat bahwa Elena bernasib sama seperti dirinya. Tidak pernah tahu bagaimana rupa seorang ibu.
Dia bersandar di sofa mewah milik majikannya. Menemani sang anah majikan sedang bermain masak-masakan.
Kinar juga harus bersabar ketika dia mengingat majikannya itu adalah seorang duda. Tapi bayangkan saja jika pria itu tidak pernah sama sekali memiliki pacar. Begitulah kata nyonya besar. Tapi nyonya besar itu tinggal di rumah yang berbeda. Kinar diperlakukan baik di rumah ini, dia juga mendapatkan gaji yang cukup gila hanya untuk pengasuh Elena.
Bekerja selama empat tahun, Kinar sudah bisa memperbaiki rumah yang ada di kampung. Dia pulang kadang membawa Elena. Dia memang diperbolehkan membawa anak itu, selama Elena tidak jatuh sakit setelah dibawa oleh Kinar.
"Papa," Elena berlari ke arah pria yang sedang berjalan masuk. Kinar sendiri tak peduli dengan pria itu. Karena mereka hanya sebatas majikan dan juga pengasuh. Sikap dingin Argi—papa Elena yang begitu cuek membuat Kinar juga semakin enggan untuk menyapa. Pria itu sering tidak menanggapinya. Maka, jika tidak ada kebutuhan apa pun, dia tidak akan pernah bicara dengan pria itu.
Jangan salah, Argi akan lebih hangat dengan Elena. Tapi dengan orang lain, jangan harap. Karena dia akan mengabaikan begitu saja. Begitu pula dengan Kinar.
Jika malam hari, Kinar akan tidur dengan Elena atau dia akan kembali ke kamarnya sendiri dan membiarkan Elena tidur sendirian. Anak itu memang sudah tidur sendiri sejak beberapa bulan yang lalu. Permintaannya yang ingin tidur sendirian juga dipenuhi oleh Argi. Karena kamarnya yang dipenuhi dengan hiasan kuda poni.
Untuk asisten yang lain. Mereka ada kamar khusus yang ada dibelakang rumah. Bayangkan saja untuk asisten pun khusus rumah sendiri yang luasnya juga sangat bagus. Rumah itu disediakan untuk asisten yang ingin tinggal di sana.
Sedangkan untuk pria. Maka yang ada hanyalah satpam yang berjaga di sana selama dua puluh empat jam bergiliran. Pengaman rumah itu juga snagatlah tinggi.
Penghuni rumah yang sesugguhnya hanya mereka bertiga jika malam hari. Tapi, Kinar sudah terbiasa disuruh menemani Elena tidur atau bahkan menyiapkan s**u untuk Elena sebelum tidur.
"Anak, Papa sudah makan?"
"Belum, Pa. Papa nggak sibuk?"
"Papa mau tidur sebentar ya. Nanti setelah itu Papa mandi, terus kita makan di luar. Ajak Kak Kinar!" perintah Argi.
Ya benar, jika mereka memang sering pergi bertiga. Tidak sedikit pula orang mengatakan jika Kinar adalah istri Argi. Pria itu seolah tidak peduli dengan pandangan orang dan tetap memilih jalan bertiga. Dia tidak ingin direpotkan dengan Elena yang selalu memaksa untuk mengajak Kinar seperti biasanya. Menjaga Elena seperti dua puluh empat jam bagi Kinar. Tapi itu adalah pekerjaan utamanya.
"Papa nggak mandi?"
"Nanti, Papa tidur sebentar. Kan terus Papa mandi. Papa kan udah bilang, Papa capek banget. Nanti kalau telat bangun, bangunin Papa ya!"
Sedangkan di sana Kinar masih bersandar dan sangat lelah menemani Elena bermain.
Pria itu pergi begitu saja tanpa peduli dengan apa yang dilakukan oleh Kinar di tempat bermain Elena.
Untuk handphone, Kinar sendiri selalu dibelikan merk terbaru yang bahkan harganya belasan bahkan puluhan juta. Itu tidak pernah diminta oleh Kinar sendiri. Karena pria itu selalu bilang bahwa Kinar tidak boleh gaptek. Maka dari itu, Kinar juga difasilitasi laptop untuk memberikan Elena edukasi.
Kinar juga akan berpikir ribuan kali untuk membeli laptop yang harganya puluhan juta itu.
Bisa dibilang, bahwa Argi merupakan pria crazy rich yang di mana harga untuk out fit sehari-hari Elena bisa ditaksir belasan juta rupiah sekali pakai.
Untuk perempuan yang berusaha mendekati Argi juga tidak sedikit. Tapi pria itu tidak pernah sekalipun merespons perempuan manapun yang mendekatinya. Justru dengan juteknya akan mengusir perempuan yang berusaha dekat dengan Elena. Bukan karena Argi tidak menghargai, tapi banyak perempuan yang hanya mengincar dirinya tapi sering memarahi Elena.
Kinar sendiri tidak pernah kesusahan dalam mengasuh anak itu. karena sedari kecil Elena sudah diasuh olehnya. Dan, entah dari mana datangnya perempuan-perempuan cantik yang datang untuk menyodorkan diri menjadi mama tiri. Tapi tidak pernah ada yang berhasil meluluhkan hati Elena.
"Ma, kita nanti pergi sama Papa," kata Elena begitu Argi sudah pergi dari sana.
Mata Kinar pun terlihat bosan dengan panggilan itu. bagaimana dia bisa dapat pacar jika Elena memanggilnya dengan sebutan itu setiap hari. Elena memang sekolah terlalu dini itu dilakukan agar Elena aktif bersosialisasi.
"Elena, nggak bisa Elena panggil Kak Kinar dengan panggilan Kakak?"
"Kenapa Kak Kinar nggak jadi Mama Elana aja?"
Kinar memijit pelipisnya. "Elena, nggak boleh bilang begitu! Kak Kinar ini masih muda,"
"Tapi Elena nggak suka sama teman-teman Papa. Suka maksa Elena makan,"
Ya Kinar memang tahu jika anak ini tidak suka dipaksa makan. mengajak Elena makan juga harus ada triknya. Tidak sembarangan mengajak anak kecil itu.
Maka dari itu Kinar sudah seperti mama sendiri. Ketika pertama kali jadi pengasuh, dia selalu mendapat omelan dari Argi. Tapi karena mengasuh anak tidaklah mudah, Argi juga akhirnya sadar bahwa tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Dia memang baik, tapi selalu dingin. Bahkan sering marah-marah jika Kinar telat bangun. Padahal itu juga karena Elena yang mengajaknya begadang.
Kinar sering jalan-jalan ke luar negeri bersama dengan kedua orang itu. Argi tidak suka jika dia berpakaian seperti pengasuh, dia harus tetap meraawat diri agar tidak memalukan ketika diajak pergi. Itulah pesan Argi.
Tapi ada satu yang membuat telinga Kinar hingga saat ini nyeri. Yaitu tentang rumor mengenai majikannya yang menikah dulu hanya untuk menyembunyikan statusnya yang gay.
Benarkah Argi gay? Menikah hanya untuk menyembunyikan jati dirinya?