Haru mengisi detik yang bergulir. Usai membersihkan si kecil itu, perawat mendekati keduanya. Tersenyum tipis lalu berkata, "Adzanin dulu, Pak!" Hati Rose terhenyuh. Pria itu, Samantha-nya menggendong bayi mungil yang tenggelam dalam dua lengannya, lalu menguntai kumandang adzan disaksikan Rose, sang ibu yang tak henti menangis. "Sam," gumamnya. Darah dagingnya atau bukan, hati Samantha tetap bergetar melihat proses melahirkan luar biasa yang dilakukan makhluk berwujud wanita ini. Pengorbanan yang tak terbantahkan. "Udah tau mau dikasih nama apa, Rose?" tanya Samantha, mengusap pipi mungil si kecil. "Morganite. Morgan, Sam." "Nama yang bagus." Setelahnya, Samantha diminta keluar agar membiarkan Rose dan bayinya ini istirahat. Pria itu tak menemukan ponsel-nya sejak tadi, padahal ada