Samantha menghentikan pijakan saat menatap bangunan rumah sakit itu dari luar. Sejauh ini dia menunda untuk melakukan pemeriksaan karena takut jika mungkin hal lain akan muncul setelahnya. Penyakitnya. Dia enggan mendengar vonis itu lagi. "Sam!" Samantha menoleh, melihat Akira datang bersama Winda yang telah sampai lebih dulu ke rumah sakit. Sepertinya Winda sudah tak sabar lagi untuk mengusik rumah tangga mereka. "Gini, dong! Harus diperiksa. Kalau mau punya anak itu harus tekadnya kuat. Sama-sama percaya pada diri sendiri," oceh Winda. Akira tersenyum, mengeratkan pegangannya pada jemari Samantha. "Kamu siap, kan?" Anggukan Samantha dirasa sebagai persetujuan. Setelahnya, mereka digiring ke dokter ginekologi untuk pemeriksaan. Sepasang suami istri itu duduk di depan seorang dokter