"Rose." Alexander memeluk Rose dari belakang ketika istrinya itu sedang berdiri di dekat lemari, memasukkan tumpukan pakaian yang baru saja disetrika si bibi ke dalam sana. "Kenapa, Mas?" Belum ada sahutan, sepertinya suaminya itu menikmati kecup tipis-tipis yang dia berikan ke sisi bahu Rose yang sedikit terbuka. "Nggak ada, Sayang, cuma kangen aja pengen mesraan sama kamu." Alexander meminta Rose untuk berbalik, lalu mengangkat dagu lancip wanita berparas bule ini untuk mengecup lembut bibirnya. Setelahnya, meminta Rose memeluk dalam dekapannya. "Kamu sehat-sehat sampai anak kita lahir, ya?" Rose mengangguk, lalu kembali memberi punggungnya untuk sang suami agar memeluknya dari belakang. Tangan keduanya menyatu di perut Rose untuk menikmati gerak si janin yang sangat aktif. "Adu