Bab 14: Pesan Terakhir

1049 Kata
Adi tengah menatap keramaian Kuala lumpur dari jendela kamarnya. Pikirannya terus melayang ke arah pembicaraan nya dengan sang paman tadi. Kenapa om nya sangat tidak ingin membahas masalah ini lagi? Padahal ini sangat penting sekali untuk dikaji ulang sebab semuanya terasa janggal. Bahkan kejadian yang menimpanya berulang kali ini membuat ia ketakutan untuk tidur memejamkan matanya. Tapi ia juga butuh informasi dari mimpinya itu yang ia yakini dengan Kevin adalah dunia paralel di mana yang sebenarnya ia berada di dua dunia yang berbeda. "Di, belum tidur?" Adi melihat ke arah pintu menemukan tantenya yang membawa segelas s**u coklat kesukaannya. Entah dari mana wanita yang masih cantik di usia yang tidak mudah itu tahu bahwa ia penggemar s**u coklat. "Belum, Tan. Gak bisa tidur," sahutnya jujur. "Ya udah minum dulu susunya, tante temani di sini gak papa ya?" Adi mengangguk dengan senyuman ramahnya. "Gak papa, Tan. Malah terima kasih banget udah kasih Adi s**u coklat." Ibu kevin tampak tersenyum lebar, ia menatap Adi dengan binar mata yang memancarkan maksud lain. Dan Adi merasakan itu. "Tante kenapa natap Adi sampai kayak gitu? Adi aneh yah, Tan?" Tanya nya memastikan, tapi ibu Kevin hanya menggeleng seraya mengusap Surai rambut ikal milik Adi. "Kamu makin mirip aja sama ayah kamu. Apalagi matanya. Mirip sekali." Adi tersenyum pelan, kata orang dirinya mirip dengan sang ayah, tapi ia sendiri sama sekali tidak mengetahui wajah ayahnya karena yang tertinggal hanya foto-foto saja, bukan orang nya. "Setiap kali Tante liat kamu, rasanya Tante masih bisa melihat kehadiran bunda sama ayah kamu." "Tante sama kedua orang tua Adi berteman akrab yah?" Ibu Kevin mengangguk. "Tante kenal ayah kamu duluan sebelum bunda kamu. Dulu Tante itu cuma mahasiswa biasa yang kebetulan masuk universitas itu jalur beasiswa. Tahu sendiri kan gimana sadis nya sistem kasta di sana? Tante setiap hari bakal jadi korban bullying, tapi karena Tante anak beasiswa tentunya tidak bisa berbuat banyak untuk membalas atau sekedar melapor kepada ketua jurusan. Semua itu berlangsung bahkan di saat Tante sudah masuk semester 4 yang artinya sudah dua tahun menjadi korban perundungan." Ibu Kevin kembali mengingat kenangannya dulu, di mana itu adalah masa kelam yang paling tidak bisa ia lupakan sedetik pun. Bagaimana segerombolan orang menyiksanya di gudang samping perpustakaan, atau bahkan ada yang sedang sengaja memformat memori yang berisi tugas nya.. "Tante korban bullying?" Tanya Adi heran, pasalnya ia tahu jika tantenya ini adalah atlet bela diri, sangat tidak mungkin jika tidak bisa membalas. "Iya, kenapa? Gak percaya?" "Sedikit gak percaya, Tante jago bela diri, kenapa gak lawan aja?" "Tante bisa bela diri setelah bertemu dengan dua orang mahasiswa yang tengah berdebat untuk membeli makanan di kantin. Saat itu Tante sedang menjadi kacung dari para kost wanted girl di kampus. Kami sempat rebutan bakso sampai akhirnya Tante ngalah dan bersiap terima hukuman dari gank itu. Dan mahasiswa yang tadinya merebut antrian bakso Tante langsung menyelamatkan Tante sebelum semangkok bakso siram dia dengan Sadis." "siapa mahasiswa itu, Tan?" "Ayah kamu!" Ada binar keterkejutan dari mata Adi begitu mendengar jika mahasiswa itu adalah ayahnya. Kenapa aksi ayahnya sangat heroik sekali. "Ayah kamu sama om itu dulu sahabat yang gak terpisahkan bahkan sampe menikah." "Ayah sama bunda jumpa nya di mana, Tan?" Ibu Kevin tersenyum mendengar pertanyaan dari keponakannya itu, membahas kisah cinta ayah dan bundanya Adi membuat ingatannya terputar kembali pada masa lalu, di mana ia sangat tergila-gila sekali kepada ayah Adi. Hingga tak lama kehadiran bunda Adi membuat semua berubah dan hampir saja ia berubah menjadi monster menakutkan yang siap menghajar siapa saja yang mengalangi langkah nya. Beruntung saat itu suaminya yang sekarang berbaik hati menuntunnya sehingga ia tidak berlaku kejam terhadap orang lain. "Ayah sama bunda ketemu di aula kampus pas lagi ada acara seminar antar kampus. Dan pembawa acaranya itu bunda kamu." Adi tersenyum pelan, mencoba mengumpulkan semua kejadian dari cerita tantenya menjadi sebuah dongeng. "Bundamu orang baik, dia tahu jika hari itu ada yang tidak beres bahkan sempat kirim Tante pesan singkat sebelum kecelakaan itu terjadi." "Pesan?" Ibu Kevin mengangguk. "Iya, pesan. Dalam pesan itu bunda kamu udah sadar kalau mobil yang ditumpangi dia aneh dengan laju yang cepat, hingga beberapa menit pesan itu Tante terima, saat itu pula lah kejadian nahas itu terjadi." "Boleh lebih liat pesan itu?" Ibu Kevin tampak berpikir sejenak. Karena memberikan pesan singkat yang masih tersimpan rapi di dalam ponsel lama miliknya itu. "Boleh, bentar Tante ambil dulu yah." Adi mengangguk, ia dengan hati yang berdebar kencang mencoba untuk tetap tenang meski sama sekali tidak berhasil. Bagaimana mungkin dirinya bisa tenang kalau ia akan melihat pesan yang dikirim bundanya sebelum kejadian itu . Ibu kevin tampak kembali dengan membawa ponsel yang tampak jadul dan usang itu, akan tetapi masih menyala dengan baik. "Ini, pesan bunda kamu, bisa kamu lihat di situ tahun nya." Adi melihat ke arah tahun pesan itu dikirim dan benar saja itu sudah bertahun-tahun yang lalu. "Tante sangat rawat ponsel ini, karena bagaimana pun pesan itu adalah pesan tersirat yang bisa menjadi bukti ke depan nya nanti. Semoga ini membantu investigasi kamu yah,.jangan nyerah. Tante bakal dukung kamu untuk mengungkapkan yang sebenarnya, karena Tante gak rela sahabat Tante dibunuh" "Tan, kan belum tentu bener ayah sama bunda dibunuh." "Bener gak nya, mending kamu selidiki secepatnya. " Adi mengangguk. Ia sebisa mungkin akan mengungkap kejadian yang sebenarnya meskipun sang paman enggan untuk memberikan informasi apa pun. Tapi paling tidak ada Tante nya yang akan mendukung keputusan nya yang satu ini. Sebuah keputusan yang bahkan dapat menghancurkan keluarganya sendiri. "Adi lekas tidur, besok penerbangan pagi kan?" Adi mengangguk, ia melihat ke arah tantenya dengan binar sendu. Melihat kasih sayang dari ibu kevin ini entah kenapa ia jadi merindukan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama tidak ia dapatkan,.meskipun Tante marla selalu merawatnya, tetap saja ia tidak bisa merasakan kenyamanan, yang entah baru disadari nya atau gimana, saat bersama dengan Tante marla ia selalu merasa tidak aman dan ketakutan. "Bunda, petunjuk dari pesan bunda ini sangat membantu Adi. Terima kasih." "Ndah, aku rasa mobil yang aku tumpangi ini ada yang aneh, perasaan aku gak tenang. Kalau terjadi apa-apa dengan aku dan suami aku, aku mohon kamu jaga Adi yah, sayangi dia seperti kamu menyayangi Kevin. aku sadar, Nda. apa yang kamu ucapkan kemarin ada benarnya,.keluarga yang keliatan bahagia ini ternyata mengandung racun yang mematikan, kamu harus segera menyelamatkan diri bersama dengan putramu. "
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN