Terlelap dalam mimpi

1924 Kata

Amira panik saat sang suami tidak sadarkan diri. Apalagi sekarang Dharma sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan mata yang masih terpejam. Amira mungkin bungkam, tapi hatinya terus menangis. amira takut jika sang suami meninggalkannya, membiarkannya dalam kesendirian lagi. “Bapak hanya kelelahan, Bu. butuh istirahat.” “Kenapa dia belum sadar juga?” “Bapak kehilangan banyak energy, hingga saat ini masih dalam pemulihan. Sabar dan tunggu sebentar,” jelas dokter yang terus mengatakan kalau sang suami baik baik saja. namun jika Dharma baik baik saja, kenapa terpasang alat pernafasan di mulutnya. Apalagi Amira mendapati sang asisten pribadi yang bicara dengan dokter dengan sembunyi sembunyi, membuatnya yakin ada hal yang disembunyikan. “Kenapa? apa kata dokter?” “Tidak ada apa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN