Berduaan

1903 Kata

Amira dan Dharma baru kembali ke rumah mereka saat matahari mulai naik. Dharma memaksa Amira untuk duduk bersamanya diatas becak kemudian berkeliling perumahan di sini. Untungnya becak itu menggunakan tenaga motor, hingga Amira tidak kasihan pada si bapak yang mengantarkan mereka. “Makasih ya, Pak.” “Gak ada kembaliannya, Bu.” “Gak papa buat bapak aja,” ucap Amira kemudian tersenyum dan menarik sang suami untuk masuk ke dalam rumah. Lelah karena banyak makan dan tertawa sepanjang jalan. Padahal apa yang mereka lakukan itu sederhana, tapi Amira begitu menyukainya. Berhenti di pinggir jalan untuk membeli cilok, kembang gula, Amira merasa seperti anak kecil yang sedang diasuh oleh ayahnya. Namun Amira tidak bisa tersenyum, dirinya benar benar Bahagia. “Istirahat sini, katanya kakinya peg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN