Seseorang yang datang

1741 Kata

Begitu sampai di rumah mereka tepat di malam hari, Amira muntah muntah. Hingga membuat Dharma khawatir melihatnya. dia terus mendampingi sang istri untuk mengeluarkan isi perutnya. Tangan Dharma tidak berhenti mengelus punggung Amira. “Ke dokter ya, Dek.” Amira menggeleng, dia mengalirkan air westafel itu dan menegakan tubuhnya. Menarik napasnya dalam, masih dalam posisi yang sama. “Masih mual?” Amira mengangguk, seharusnya ini menjadi waktu untuk mereka beristirahat. Namun begitu masuk ke dalam rumah, Amira langsung muntah muntah seperti ini. “Mas istirahat aja.” “Terus ninggalin kamu gitu? Jangan bercanda,” ucap Dharma yang masih senantiasa menemani Amira dan mengelus punggungnya. Khawatir pada sang istri yang bahkan tidak sempat mengganti pakaiannya dan bersih bersih. “Sini buka du

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN