Aku melirik jam besar yang tergantung di tembok di atas televisi. Hampir pukul dua belas, tapi Justin belum kembali. Padahal aku sudah mencoba untuk tidak menunggu dan naik ke atas untuk tidur. Tapi kekhawatiranku menahanku disini. Aku tidak ingin mengambil resiko Justin akan terkunci di luar. Secanggih apapun mansion ini seperti yang diucapkan Richard aku masih tidak tahu apa-apa tentang ‘canggih’ yang ia maksudkan. Sekali lagi, aku melirik gagang telepon di atas nakas di dekat tangga. Percuma, benda itu tidak kunjung berdering. Justin akan baik-baik saja! Tapi kenapa firasatku mengatakan yang sebaliknya? * Dering telepon berbunyi, menyadarkanku dari rasa kantuk. Akupun bergegas, sedikit berlari, menuju gagang telepon di dekat tangga. Dentuman musik yang sangat keras lah yang pe