Aku menempelkan wajahku ke jendela kaca mobil karena bosan. “Kemana kita akan pergi?” tanyaku untuk yang ke sekian kalinya. Aku tahu kita akan pergi ke dokter kandungan. Tapi dimana? Kenapa begitu jauh?! “Bisakah kau berhenti bertanya dan diam!” jawab Justin geram. Aku menatapnya sekilas dan dia tampak sangat serius menatap jalanan di depannya. Akupun berdecak bosan lagi, tanpa sengaja tatapanku menatap sebuah radio. Aku baru saja hendak menyalakannya saat Justin menahan tanganku. “Bukankah sudah kukatakan untuk jangan menyentuh barang-barangku!” Dia marah. Aku menggigit bibir bawah bagian dalamku, menegang di tempatku. Langsung kutarik tanganku dari cengkraman Justin dengan takut. Dudukku langsung tegak, tidak lagi menyender pada kaca jendela mobil. Sama sepertinya, mataku fokus pa