Rayyan POV Sungguh aku merasa lelah menghindar dari Aurel. Dia istriku. Bagaimana mungkin aku bersikap dingin padanya. Seharusnya aku yang waras berusaha mengerti dirinya yang mungkin masih labil. Akhirnya aku kembali mengalah. Sepenuh hati ku abaikan segala hal yang menjadi pemicu kegundahan hatiku. Semua ini aku lakukan demi kenyamanan hubunganku dan Aurel. Aku pun berusaha tak mengungkapkan lagi betapa aku mencintai nya. Aku tak ingin kecewa, aku hanya ingin menikmati kebersamaan ku bersama istriku. Kutatap Aurel yang sedang sibuk memakai hijabnya. Berkali-kali aku dibuat tersenyum, karena kekakuannya mengenakan hijab segi empat yang membingkai wajahnya. Miring kanan, miring kiri, terlalu mundur hingga terlalu maju. Aurel terus memperbaikinya tanpa mengeluh. "Rayyan sabar ya... Tung