Aurel dan Rayyan. Mereka tampak serasi. Cantik dan tampan. Langkah mereka bergerak seirama masuk ke basemen, hendak pulang. Dilihat dari banyaknya paper bag, tentu saja semua orang mengira mereka habis berbelanja. Sesampainya di mobil, Aurel meletakkan semua belanjaannya di bagasi mobil. Lalu Aurel masuk ke kursi penumpang di samping kemudi. Dia tersenyum menatap Rayyan yang tak sabaran. Baginya Rayyan adalah pria paling antusias. Lihat saja, baru sampai di mobil pria itu sudah mengatur ketepatan kunci gitar. Mencoba nadanya dengan memetik senar kemudian menyesuaikan ketegangan senar dengan memutar tooning. "Nanti aja sih kalau udah di rumah," ucap Aurel membuat Rayyan tertawa. "Aku tuh bukan orang yang suka menunda-nunda. Kalau bisa sekarang kenapa harus nunggu sampai rumah? Ya kan?"