Berharap

1014 Kata

"Bunda sama Ayah kok engga makan, De? Mereka ke mana?" Tanya Raynand pada istrinya. "Oh, Bunda sama Ayah tadi bilang engga ikut makan malam bersama, Mas. Tapi tadi udah Ade bawain makanan buat Bunda dan Ayah." Zahra menjelaskan. "Oh begitu," kami pun melanjutkan makan malam dalam diam. Sungguh mengetahui hal ini membuat hatiku nyeri. Rupanya tindakan yang aku ambil melukai hati mereka yang ku sayangi. Padahal saat itu aku hanya berpikir menikahi Aurel adalah satu-satunya cara untuk menghindari dosa besar. Agar aku tak was-was menghadapi jiwa liar seorang pria yang bersemayam dalam diriku. Ingin sekali aku menangis saat ini juga. Mataku terasa sangat perih. Bahkan nafsu makan ku tiba-tiba hilang begitu saja. "Ray, aaa..." Aurel kembali menyuapiku. Aku lihat raut wajahnya tak kalah kacau

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN