"PERGI.. LAKI-LAKI BAJING*N!!! BASTARD!!!!" "Siapa pria tadi? Mengapa Aurel terlihat sangat membencinya?" ... "Sayang tenang ya. Ini aku suami mu." "TIDAK!!!! PERGI!!!! MUST GO!!!!" Aurel terus melemparkan pecahan kaca ke arah tubuh ku. Dia tak peduli telapak tangan nya sudah berdarah-darah. Aku terdiam beberapa saat. Membiarkan pecahan kaca melukai lengan ku. Lalu aku meraih handphone di dalam saku untuk menghubungi Tyson, orang kepercayaan Mr Felix yang mengantar kami ke mari. "Saya Tuan Muda..." Ucap Tyson saat mengangkat panggilan Telepon ku. "Tolong bawa kotak obat di dashboard mobil." Ucapku. "Baik tuan muda..." "Saya tunggu. Cepat!!!" "Maaf ... Tuan muda, seperti nya ada suara gaduh di sana. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Sepertinya Tyson mendengar suara amukan dan tangis