Episode 10

1309 Kata
Malam itu resepsi pernikahan Alan dan Amanda juga langsung di gelar di sebuah hotel milik keluarga Smith. Masih dengan dekorasi yang mewah dan banyak wartawan yang datang meliput kali ini. padahal rencana awal, Amanda tidak ingin acara resepsi mereka terlalu mewah. Tetapi nyatanya kedua keluarga besar tidak terima kalau pernikahan kedua orang hebat itu hanya di adakan secara sederhana. Akhirnya dengan segala kesiapan yang di lakukan oleh kedua keluarga besar, acarapun berlangsung dengan meriah. Banyak tamu undangan yang hadir dari berbagai kalangan kolega bisnis. Acara berlangsung dengan keromantisan yang di perlihatkan oleh kedua pasangan pengantin baru itu. Kebahagiaan jelas terpancar di kedua wajah sang mempelai. Amanda bak sang ratu dan Alan adalah rajanya. Acara dansa juga di lakukan oleh beberapa pasangan yang hadir, Alan dan Amanda berdansa dengan sangat mesra. Mata Alan tidak pernah terlepas menatap wajah cantik wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu. "Kamu cantik sekali sayang, aku tidak sabar untuk malam pertama kita," Ucap Alan berbisik membuat pipi Amanda langsung merona. Alan akan meminta haknya malam ini juga, bahkan itu sudah menjadi salah satu rencananya untuk menyakiti Amanda, mengambil keperawanannya kemudian mencampakkannya begitu saja. Ya, Alan pasti sudah sangat ingin merasakan milik Amanda yang pasti masih rapat dan sempit itu. Dulu sewaktu dengan Sofia, Alan tidak merasakan dinding pembatas yang menghalangi pertahanan milik kekasihnya atau pun noda merah yang keluar, itu artinya Sofia sudah tidak perawan. Tapi bagi Alan tidak masalah bukan yang pertama merasakan milik Sofia, karena dia sudah sangat mencintai wanita itu. Menurut nya itu juga hal yang wajar kalau mungkin pergaulannya sedikit lebih bebas. Tapi untuk Amanda, dia akan membuat wanita itu terbang melayang kemudian di hempasan begitu saja setelah memetik dan mereguk manisnya madu perawan. Sepertinya otaknya sudah benar-benar tidak waras. Tetapi semua rencana sudah tersusun rapi dalam otak pria tampan ini. Alan semakin mendekat kan wajahnya ke arah Amanda. "Akan ku buat kamu tidak bisa berjalan, sayang." Hembusan napas Alan mengenai pipi dan telinga Amanda. "Alan, jangan seperti itu," Ucap Amanda tersipu malu. "Mulai sekarang kamu harus memanggilku Honey, karena kita sudah menikah dan aku akan memanggilmu sayang," Jawab Alan. "Honey ya? Ehmm baiklah, Honey aku mau ke kamar mandi dulu ya, udah kebelet," Ucap Amanda nyengir. Sejak tadi sebenarnya dia sudah menahan diri. "Aku antar ya?" "Tidak usah, biar aku sendiri saja," Jawab Amanda kemudian berlalu dari hadapan suaminya. Wanita itu mencari kamar mandi yang ada di luar ballroom dengan berjalan sendiri. Alan menatap kepergian wanita itu dengan tatapan sinis. Rencananya benar-benar berjalan dengan sempurna. Selangkah lagi dia akan membuat wanita itu menderita. Masih dengan menatap tajam ke arah punggung wanita itu yang kemudian menghilang di saat pintu ruangan tertutup. Sabrina melihat Amanda pergi ke arah belakang, wanita itu melihat ke arah Alan yang tidak mengikuti istrinya. Sepertinya dia akan membuat perhitungan dengan Amanda kali ini. Sabrina mengikuti Amanda yang sedang pergi ke kamar mandi, wanita itu masih belum terima melihat Amanda dan Alan yang terlihat bahagia dengan pernikahan mereka. Meskipun semua orang berusaha memberikan pengertian padanya tapi hati Sabrina sudah amat sakit. Dia tidak mau kalau Amanda dan Alan bahagia. Amada sudah menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi. dia menatap pantulan dirinya di depan cermin dan memoles sedikit pelembab di bibirnya. "Amanda!" Wanita itu menoleh ketika mendengar suara yang sangat dia kenal. Sabrina masuk ke dalam toilet dengan emosi. "Amanda, aku ingin memberi tahu padamu bahwa sampai kapanpun aku tidak akan terima dan tidak merestui hubungan kalian, aku pastikan kamu akan menderita!! aku akan merebut Alan kemca" Seru Sabrina. "Sabrina, kamu tidak boleh seperti ini, aku dan Alan saling mencintai dan kita memang ditakdirkan bersama, Sabrina aku tidak ingin hubungan persaudaraan kita menjadi hancur gara-gara masalah seperti ini!" Jawab Amanda lembut. Sabrina tersenyum sinis. Bisa-bisanya Amanda mengatakan hal seperti itu, dengan mudahnya wanita itu menginginkan Sabrina untuk ikhlas padahal kenyataannya di sini sebenarnya yang salah adalah Amanda yang datang dengan tiba-tiba menghancurkan hubungannya dengan Alan. "Hubungan persaudaraan kita memang sudah hancur ketika kamu menerima Alan, seharusnya kamu bisa menolaknya, tapi ternyata kamu juga egois karena tidak memikirkan perasaan ku!" Seru Sabrina menunjuk ke arah wajah Amanda. Sabrina pergi dari hadapan sepupunya itu dengan emosi, Amanda menangis melihat Sabrina yang begitu marah padanya. Hanya karena seorang pria hubungan persaudaraan mereka harus hancur seperti itu. Apakah memang dia yang harus di salahkan? Bukankah dia tidak tahu apa-apa tentang kisah Alan dan Sabrina? Tidak, Amanda tidak salah. Alan lah yang telah membuat hubungan dua saudara itu menjadi semakin rumit. Amanda langsung masuk ke dalam kamar mandi, pikirannya kalut saat ini, antara suami dan sepupunya mana yang harus dia pertahankan. Amanda sudah mencintai Alan sepenuh hati, perasaan itu begitu besar dan dalam, bagaimana dia bisa memilih salah satu dari mereka yang sama-sama orang penting. "Maafkan aku Sabrina!" Ucap Amanda menghapus air matanya. Sedangkan di luar kamar mandi ada seseorang yang mendengar pertengkaran Amanda dan Sabrina tadi. Pria itu tersenyum sinis mendengar perdebatan antara dua wanita yang memperebutkan dirinya. "Ternyata Sabrina tidak terima dengan pernikahan ini dan sepertinya dia sangat membenci Amanda, aku harus menggunakan situasi ini untuk semakin membuat Amanda menderita," Gumam seorang pria yang tidak lain adalah Alan. Kemudian pria itu segera pergi dari tempat tersebut agar Amanda tidak curiga. ### Malam harinya setelah acara resepsi pernikahan selesai. Amanda dan Alan langsung istirahat karena sudah merasa lelah. Sepertinya Alan akan membiarkan Amanda yang sudah tidur terlelap di sampingnya itu. Mungkin malam ini bukan waktunya Alan memiliki Amanda seutuhnya. Masih banyak waktu yang bisa mereka lakukan. Sinar matahari menyinari celah korden dan membuat seorang wanita cantik merasa terganggu. "Good Morning my wife?" Amanda terkejut ketika mendapatkan ciuman dadakan dari seorang pria yang tidak lain adalah suaminya sendiri. "Good Morning my hubby." Amanda tersenyum. "Setelah ini dan seterusnya kita harus selalu melakukan morning kiss setelah bangun tidur, itu akan menjadi kebiasaan kita nanti." Ucap Alan. "Apakah itu harus?" "Tentu saja, sayang.. biar selalu romantis." Amanda menggeliat ketika Aland menghujami wajahnya dengan ciuman. Rencananya setelah ini mereka akan langsung pindah ke apartemen milik Alan. Pria itu akan langsung memboyong istrinya setelah mereka resmi menikah. Malam harinya di apartemen. Amanda memakai lingerie seksi berwarna merah marron, dia sudah siap untuk melepaskan kesuciannya untuk pria yang sudah sah menjadi suaminya dan juga sangat di cintainya itu. Alan menelan salivanya kala menatap Amanda yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang hampir memperlihatkan celah tubuhnya. Wanita ini benar-benar sempurna, kalau saja dia bukan wanita yang jahat pasti aku bisa jatuh cinta padanya! eh apa yang ku pikirkan, siapa juga yang akan jatuh cinta!! batin Alan. "Honey, ada apa? kenapa melamun?" tanya Amanda duduk di sisi ranjang. Alan tersadar dari lamunannya tentang kecantikan Amanda. "Aku tidak melamun sayang, aku hanya sedang mengagumi ciptaan Tuhan yang paling sempurna ini, yaitu istriku" Alan mencium bahu Amanda. Amanda merasa kan sensasi yang luar biasa pada saat suami nya itu menyentuh tubuhnya yang molek itu. "Sayang, bolehkah malam ini aku meminta hakku?" Amanda tersenyum malu. "Tentu saja Honey, bukankah itu hakmu, aku akan memberikan nya," jawab Amanda. Alan langsung mencium bibir seksi sang istri, tangan nya langsung bergerilya menelusuri setiap inci dari tubuh Amanda. Ciuman mereka semakin dalam, bahkan posisi mereka sudah berubah, Alan mengukung istrinya sambil terus memangut bibir manis itu. Nafas Alan sudah memburu, bahkan miliknya sudah mengeras sedari tadi, sepertinya dia tidak akan lama-lama melakukan pemanasan. Amanda merasakan sesuatu yang keluar, tiba-tiba dia menghentikan ciuman nya yang sudah panas itu. "Ada apa sayang?" tanya Alan berusaha menahan hasratnya. "Aku mau ke kamar mandi dulu ya," jawab Amanda. "Apa kamu mau buang air?" "Tidak, sepertinya aku kedatangan tamu Honey," jawab Amanda. "Tamu, siapa?" "Sepertinya malam ini kita tidak bisa melakukan malam pertama, aku datang bulan, maaf," jawab Amanda terlihat menyesal. "Ya Tuhan!!" Alan langsung bangkit dari atas tubuh Amanda. Pria itu merasa frustasi karena sudah turn on. "Maaf Honey, padahal seharusnya masih belum waktunya," ucap Amanda merasa tidak enak. Akhirnya malam itu mereka tidak jadi melakukan malam pertama. ###
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN