"Hari sudah sore, sebaiknya kita cepet turun. Nanti kalau kemalaman bisa gawat, Sel." Davin menyadari jam sudah menunjukkan pukul enam belas lebih. "Asal bersama kamu aku tidak takut." Selena tersenyum ke arah Davin. Dia menunjukkan kalau selama ada Davin, dia tidak pernah takut meskipun berada di tempat yan seram sekalipun. Davin mengacak rambut Selena. Tentu saja lelaki itu merasa gemas dengan tingkah Selena yang memang selalu menarik perhatian Davin. "Aku justru yang takut berduaan sama kamu di tempat gelap. Sekarang kita turun, yuk. Apa perlu aku gendong kamu supaya nurut?" celetukan Davin membuat lelaki itu mendapatkan hadiah cubitan lengannya. Davin meringis. Meskipun dia sudah memakai jaket yang cukup tebal, tetapi tetap saja cubitan Selena membuat kulitnya terasa panas. Tanpa