Haifa hilir mudik di dalam rumah. Ini hari kedua dia bermain-main dengan suami sombongnya. Dia tidak lupa bagaimana tatapan Yudha yang melembut saat tadi tadi berpamitan padanya. "Mas, berangkat dulu. Hati-hati, ya." Pamitnya manis. Lebih manis dari es tebu kesukaan Haifa selama ini. "Baiklah, Mas. Hati-hati di jalan. " Haifa membalas dengan mesra. Kerlingkan mata tiga kali berharap suaminya yang angkuh makin klepek-kelepek. Yudha mengangguk. Menggerakkan wajahnya hendak mengecup kening Haifa. Wajahnya yang tampan tampak sangat menggoda Haifa untuk ikut memajukan kepalanya agar Yudha bisa mengecupnya. Eits, tunggu Haifa. Permainan baru di mulai. Ibarat kendaraan belum melaju kencang, masak sudah main berhenti saja. Tahan. Jual mahal sedikit. "Bye, Mas. Tas nya sudah aku taruh d