BAB 8 Mereka benar-benar menikmati waktu kebersamaan. Selalu ada hal-hal kecil yang bisa membuat Ziana dan Daffa tertawa lepas tanpa beban. Hidup terpisah memang lebih terasa damai dan tenteram. Keduanya bebas mengarungi biduk rumah tangga sesuai tujuan mereka. Ziana masih meringkuk berbalut selimut ketika Daffa sudah keluar dari kamar mandi dan membersihkan diri. Keisengan Daffa yang berakhir dengan pergumulan membuat mereka mau tak mau harus mandi malam hari karena belum menyelesaikan Salat Isya. “Airnya sudah panas belum?” Ziana masih meringkuk berbalut selimut. “Bentar lagi,” ucap Daffa sambil mengambil air putih dan meneguknya. Dia duduk di tepi tempat tidur dimana Ziana masih terbaring disana. “Mas, aku mau minum,” ucap Ziana manja. Daffa mengerling nakal dan menggodanya dengan