Aku duduk di depan kanvas yang tergambar lukisan diriku. Semua mirip denganku bahkan garis lengkung bibirpun mirip dengan bibirku. Aku tidak menyangka bahwa ternyata seorang Erlangga memiliki jiwa seni yang bahkan lebih baik daripada aku. Entah kenapa aku tersenyum ketika melihat logo yang bertuliskan nama Erlangga itu. Aku merasa bangga bisa dilukis oleh Angga, aku tidak bisa berbohong jika rasa itu memang masih ada untuk Angga, apalagi saat malam kita berbincang sampai pagi.
"Kamu tau apa yang membuatku terus berusaha untuk menemukanmu ?" Tanya Angga.
"Apa ?"
"Karena aku merasa kehilangan kebiasaan yang pernah kamu lakukan padaku." Kata Angga sambil melihatku.
"Aku kehilangan bau bunga lili yang setiap hari mengisi ruang kamar dan ruang santai. Kehilangan segala bentuk perhatian kecilmu padaku. Kehilangan sesuatu yang pernah menerangiku disaat aku merasa gelap dan sendiri."
"Tapi kan kamu sudah bisa melakukan segalanya sendiri, apa lagi yang kamu butuhkan dari aku ?"
"Aku sendiri disaat aku kena musibah. Tidak ada teman, saudara dan keluarga yang mendatangiku, bahkan kekasihkupun tidak menanyakan bagaimana kabar dan keadaanku, tapi kamu ? Kamu yang orang lain hadir selalu menemaniku. Bahkan disaat aku dinyatakan buta kamu yang bersamaku."
"Ya kamu kan sudah membayarku, makanya aku juga bekerja semaksimal mungkin untukmu karena kamu membayarku."
"Kukira bukan karena itu. Tapi karena memang kamu tulus merawatku."
"Itukan sudah dilakukan juga oleh Kayla."
"Kayla tidak sepertimu."
"Apa bedanya ?"
"Ya beda. Yang namanya beda orang pasti beda perlakuan kan ?"
"Pahami dulu Kayla, pasti kamu bisa menerima dia."
"Aku sudah memahami dia. Kami sudah sering bersama, tapi aku tidak menemukan apa yang aku cari di Kayla, dan hanya kamu jawabannya."
"Maksudmu ?"
"Aku mencari si penyuka bunga Lili, aku mencari yang setiap hari tidak bisa hidup tanpa bunga lily. Dan itu tidak ada pada Kayla."
"Yaudah sih beli sendiri, kan banyak tuh yang jualan bunga lili."
"Ini bukan hanya tentang bunga lili Nay, Kayla jauh berbeda darimu, kepribadian yang dimiliki Kayla jauh denganmu. Seperti apapun Kayla menjadi seperti dirimu tetap berbeda Nay. Aku pernah mencoba pura-pura sakit, tapi apa yang dilakukan Kayla sangat jauh tidak sama seperti yang kamu lakukan padaku."
"Itu hanya perasaan kamu saja Angga. Dia tentu lebih baik dariku karena dia adalah dokter yang sesungguhnya, sementara aku ?"
"Aku tidak butuh itu. Justru orang tulus seperti kamu yang aku cari."
"Angga tolonglah ..."
"Nay ... Aku bener-benr susah payah mencari keberadaanmu. Dari mencari meminta kejujuran pak Muh dan Mbok Nah, melepaskan Maheka dari penjara, membayar Siska dan Abdi, dan berpura-pura mencintai Kayla hanya demi menemukanmu."
"Apa maksud kamu membayar Abdi dan Siska?"
Angga akhirnya menceritakan segalanya padaku bahwa dia pergi menemui Abdi dan Siska untuk mencari tahu tentang diriku, Angga mengulik segalanya tentang hubungan Kayla dengan Abdi, ternyata perselingkuhan Abdi dan Siska itu sudah lama, bahkan Abdi sudah sering datang untuk sekedar mengantar jemput Siska, bahkan yang terakhir Abdi mengambil mobil di showroom dengan sistem cicilan dengan jaminan gaji Siska yang dipotong setiap bulan untuk membayar angsuran mobil Abdi, untuk itulah Siska tidak begitu saja melepaskan Abdi karena memang Siska banyak keluar uang untuk Abdi. Gak cuma dari segi materi, tapi Siska juga memberikan kesuciannya pada Abdi. Lebih lanjut Angga cerita bahwa sebenarnya Abdi dan Siska jauh lebih dulu pacaran dibanding dengan Abdi dan Kayla. Jadi yang sebenarnya selingkuhan itu adalah Kayla bukan Siska. Hanya saja Abdi lebih serius bahkan mau menikah dengan Kayla ya karena memang dari segi fisik dan pekerjaan Kayla jauh dibanding dengan Siska.
Aku hampir gila saat mengetahui kenyataan bahwa Abdi ternyata jauh lebih jahat dari yang aku fikirkan. Bahkan ingin rasanya aku mendatangi Abdi dan mencabik wajahnya yang ternyata setega itu menghianati Kayla.
"Kanaya .... Aku bukanlah orang yang gampang menyerah untuk segala hal. Aku ini ambisius, jika aku menginginkan sesuatu maka aku harus mendapatkannya, tidak perduli jika akan ada yang hancur dibelakangnya tapi apapun itu keinginanku harus terpenuhi." Kata Angga.
"Kayla sering datang ke kantorku. Dia bahkan suka menunjukkan dan menceritakan kehebatannya dalam bekerja, tapi sayangnya bukan wanita seperti itu yang aku cari. Aku tidak menyukai wanita yang ingin terlihat lebih daripada aku. Jadi berhenti memaksaku untuk mencintai Kayla. Karena itu tidak akan pernah terjadi."
"Angga jangan perlakukan Kayla sejahat itu. Dia sudah menaruh hatinya padamu. Kamu juga sudah memberikan harapan untuknya, jangan menjadi pria jahat yang hanya bisa mempermainkan perasaan wanita. Apa bedanya kamu dengan Abdi jika kamu menyakiti Kayla seperti itu ?"
"Jangan samakan aku dengan Abdi, karena seburuk apapun aku tidak pernah mempermainkan hati perempuan!" Bentak Angga padaku.
"Tanyakan pada Kayla apakah aku memberikan perhatian lebih padanya ? Setiap kita bertemu dan berbicara hanya kamu yang selalu kubicarakan. Aku berusaha untuk mencari tau kebiasaan baik dan buruk kamu dan Kayla karena itulah salah satu bagian dari bukti yang aku kumpulkan untuk mencari kamu ! Perkara Kayla menaruh hati padaku, itu urusan dia, jangan paksa aku untuk menaruh hati padanya juga, karena hatiku sudah ada pada seorang perempuan penyuka bunga lily!"
Netra kami bertemu. Hatiku terasa bersedir saat mengatakan bahwa hatinya telah ada padaku. Jantungku berdegup dengan hebat saat Angga mengusap rambutku dan dia semakin mendekat padaku. Di momen seperti ini aku merasa teringat kembali saat aku masih bersama Angga, saat aku masih merawatnya dan saat masih sering sedekat ini padanya. Tubuhku tidak bisa bergerak saat sesuatu yang dingin dan lembut menyentuh bibirku. Mataku membulat sempurna ketika aku menyadari bahwa Angga mencium bibirku. Aku berusaha mendorong tubuh Angga tapi dia menahannya dan justru semakin melahap bibirku. Aku yang tidak bisa menahan diripun akhirnya melemas dan ikut meraup bibir Angga.
"Kanaya dengarkan aku !" Kata Angga begitu dia melepaskan ciumannnya padaku.
"Aku sudah berusaha sejauh ini untuk menemukanmu. Jadi jangan menjauh dariku. Biarkan aku menjalani bersamamu. Kamu yang aku cari. Kamu yang aku mau. Bukan Kayla. Berhenti untuk memintaku mencintai Kayla. Jika kamu terus memaksaku begitu kamu yang akan melihat Kayla terluka olehku. Karena bukan cinta yang aku beri untuk Kayla, tapi luka."
"Tapi Angga ... "
"Jangan pernah berhubungan dengan lelaki lain selain aku. Jaga pandanganmu hanya padaku. Aku tidak suka kamu berdekatan dengan laki-laki lain selain aku."
"Angga dengarkan aku ..... "
"Aku sangat cemburuan jika aku sudah jatuh cinta pada seseorang. Aku paling tidak suka jika aku dibohongi dan dihianati. Ingat itu baik-baik Kanaya !" Kata Angga sambil mencengkeram pipiku.
"Sakit Angga, pipiku sakit." Aku meringis karena kali ini cengkeraman tangan Angga benar-benar membuatku merasa sakit.
"Maafkan aku Kanaya." Angga melepas cengkeramannya dari pipiku kemudian mengusapnya pelan.