Aku kembali berkutat dengan cetak foto. Aku mengucap syukur karena rejekiku terus mengalir. Memblokir nomer Angga dari ponselku membuatku merasa tenang. Angga juga sama sekali tidak mendatangiku lagi di studio. Mungkin dia sadar diri kalau hidupnya hanya menggangguku saja.
"Naya !"
"Kayla ?"
Aku yang sedang fokus mengedit foto saat Kayla tiba-tiba muncul di studio dan langsung memelukku.
"Kamu kenapa Kay ?" Tanyaku.
"Angga ga ada kabar sama sekali. Aku berusaha menghubungi dia, tapi sepertinya dia memblokir nomorku." Cerita Kayla.
"Sejak kapan?"
"Tiga hari yang lalu."
Kenapa Angga memblokir Kayla sama persis waktunya kaya aku memblokir nomor Angga dari ponselku ?
"Ada masalah diantara kalian ?"
"Gak ada sama sekali. Aku tau hubungan kami akhir-akhir ini memang sedang renggang aku sendiri tidak tau kenapa, aku merasa Angga seperti menjaga jarak padaku. Tapi kali ini kalau sampai memblokir nomorku aku benar-benar tidak tau." Kayla duduk dengan wajah murung.
Aku mengambilkan minum untuknya dan duduk disampingnya. Akankah dia patah hati lagi dengan Angga kali ini ? Aku sebenarnya ingin mengatakan pada Kayla siapa sebenarnya Angga dan bagaimana Angga menganggap dia selama ini. Angga hanya ingin membalas dendam pada kami sekeluarga, bukann karena rasa cintanya pada Kayla.
"Nay .... "
"Iya Kay ?"
"Bisa temani aku ke kantor Angga ?" Pinta Kayla.
"Aku ?"
"Iya Nay. Kamu kan adik aku. Siapa lagi aku minta tolong kalau enggak kamu ? Gak mungkin Kevin juga kan ?"
"Kay, aku boleh ngomong sesuatu ?"
"Apa ?"
"Mending kamu lupain Angga deh. Angga bukan orang yang baik untuk kamu. Dia tidak sebaik yang kamu bayangkan selama ini Kay. Dia ngedeketin kita tuh cuma karena dendam sama kita berdua."
"Kanaya ! Berhenti kamu berkata buruk soal Angga. Angga tuh baik sama aku. Dia belum tau tentang kebohongan kita. Aku belum ngomong kok sama dia."
"Ya tapi kan dia curiga ... Angga bukan orang bodoh, Angga itu ... "
"Nay ? Jika kamu merasa paling mengerti Angga, itu dulu. Tapi sekarang Angga deket sama aku. Aku yang lebih tau. Aku sekarang yang memahami Angga."
Benar kan dugaanku, Kayla pasti selalu merasa bahwa dia lebih tau Angga daripada aku. Bericara dengan orang yang sedang jatuh cinta sama saja berbicara pada angin, langsung hilang tidak bersisa.
"Sekarang aku tanya sama kamu, kamu bisa enggak antar aku ke kantor Angga ? Kalau gak bisa biar aku berangkat sendiri."
"Iya aku antar, aku ganti baju dan beres-beres dulu."
Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke kantor Angga yang memang letaknya di tengah kota Surakarta. Kami melakukan perjalanan ke kantor Angga dengan menggunakan mobil baru milik Kayla setelah aku selesai membereskan pekerjaan di studio.
Berhenti di depan kantor Angga entah kenapa aku merasa asing sekali. Dulu aku pertama kali kesini saat Angga buta. Dan sekarang yang kedua kalinya aku kesini untuk mendampingi Kayla bertemu dengan Angga.
"Ayok Nay." Ajak Kayla.
"Kamu sering kesini ?" Tanyaku sambil berjalan memasuki showroom milik Angga.
"Lumayan lah. Kadang aku mampir buat sekedar main dan mengantar makan siang."
"Kayaknya kamu jangan terlalu agresif Kay. Angga tidak menyukai tipekal perempuan seperti itu."
"Nay ?" Kayla menghentikan langkahnya dan melihat ke arahku.
"Aku udah bilang kan kalau aku yang lebih tau Angga dibanding kamu. Jadi berhenti kamu mengguruiku soal Angga!" Kata Kayla tegas sambil meninggalkanku memasuki showroom.
Aku menggelengkan kepalaku melihat sikap Kayla yang sangat keras kepala. Aku melangkah mengikutinya yang sudah terlebih dahulu memasuki showroom. Aku tidak terlalu tertarik untuk mengikuti Kayla memasuki ruangan Angga. Aku lebih memilih menunggu sambil melihat mobil-mobil second yang dijajakan oleh Angga di showroom miliknya. Selain showroom mobil dilantai dua terdapat ban mobil dan aneka macam alat variasi mobil.
"Pilihlah, maka akan kuberikan satu untukmu." Kata Angga dibelakangku saat aku sedang melihat mobil swift warna hijau keluaran tahun 2021 itu.
"Angga ? Kamu ngapain kesini? Kayla sedang mencari kamu !" Aku berbisik karena tidak mau Kayla mendengar pembicaraan kami.
"Aku tau. Dia sedang di dalam ruanganku. Menangis karena aku tiba-tiba memblokirnya tanpa alasan yang jelas."
"Trus ngapain kamu disini ? Sana kamu minta maaf sama Kayla."
"Untuk apa ?"
"Angga ! Kayla sesedih itu lho kamu blokir. Lagian kamu ngapain sih blokir dia ? Apa salah dia ?"
"Tanyalah pada diri kamu sendiri kenapa memblokir nomorku ?"
Setelah mengatakan hal itu Angga pergi meninggalkanku kembali memasuki ruangan kerjanya. Aku mengerti maksud pernyataan Angga tadi. Segera kuambil ponselku dan membuka blokir dari Angga. Jadi Angga melakukan itu karena aku memblokir nomornya juga dariku. Bener-bener menyebalkan Angga.
"Permisi mbak Kanaya ." Sapa salah seorang karyawan showroom.
"Oh iya mbak."
"Mbka jadi mau ambil mobil yang ini ?" Tanya perempuan yang cantik dan tinggi itu.
"Oh tidak. Saya cuma mengantar kakak saya aja mbak ketemu mas Angga, bukan untuk membeli mobil."
"Begitu ya mbak, tadi soalnya pak Angga bilang disuruh mempersiapkan segala surat-surat mobilnya."
"Enggak mbak, gak usah. Terimakasih."
Benar-benar gila Angga. Sebegitu royalnya kepada semua orang. Tunggu, bukan royal, apa disebutnya ya ? Aku sendiri bahkan bingung untuk penyebutan orang yang suka memberi tapi untuk diungkit.
"Nayaa ! "
Kayla tersenyum sumringah keluar dari ruangan kerja Angga. Dia berjalan cepat ke arahku diikuti oleh Angga dibelakangnya.
"Udah Kay ?"
Kayla mengangguk.
"Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya Angga. Nitip Naya yaa, kalo rewel suruh aja naik ojek online." Kata Kayla yang membuatku membulatkan mata.
"Maksudnya apa Kay ?" Tanyaku.
"Angga bilang kamu ditinggal dulu karena mau bicara sama kamu soal proyek foto yang tempo hari dibicarakan, nah aku ga bisa nemenin lama-lama karena nanti aku mau coas, jadi kamu pulangnya ga bareng sama aku." Kata Kayla.
"Kayanya ga sekarang juga deh Kay. Pekerjaan aku di studio juga banyak loh Kay." Kataku keberatan dengan keputusan Kayla.
"Hanya sebentar saya Naya, mumpung kamu disini juga. Soalnya kalau ga begini kamu kan ga kesini juga, padahal aku menunggu kedatangan kamu." Angga bicara dengan wajah penuh kemenangan.
"Nah kan mumpung. Nanti kalau bunda tau kamu bisa diamuk lho."
"Untuk DP nanti juga akan aku berikan ke kamu hari ini juga."
"Tuh bisa buat modal kamu juga kan Nay ?"
"Tapi Kay .... "
"Bagaimana kalau kita segera bertidak saja Kanaya ?" Kata Angga sambil meremas lenganku.
Aku meringis kesakitan saat Angga dengan sengaja meremas lengan kananku. Wajah yang penuh dengan senyuman hangat di depan Kayla itu seolah berkata bahwa aku harus patuh padanya.
"Kenapa Nay ?" Tanya Kayla yang melihatku meringis kesakitan.
"Yaudah kamu hati-hati dijalan ya Kay." Kataku dengan terpaksa.