"Pak Andy, tolong susul saya sekarang juga di cafe yang saya info barusan. Jangan lupa bawa berkas yang saya minta tempo hari." Di sini, di sebuah cafe, Velove nampak duduk sendiri. Sepulang dari memergoki sang suami yang tengah berduaan di apartemen kekasihnya, Velove memilih untuk menenangkan diri sejenak di salah satu cafe. Sudah satu jam ia duduk merenung sembari menyesap Rapsberry Black Currant yang ia pesan sebelumnya. Ada perasaan kesal, geram, benci, marah, semua bercampur aduk. Andai saja melukai orang itu tidak berdosa atau masuk penjara, ingin sekali ia menghajar Erwin dan juga kekasihnyai itu hingga babak belur. Entah kenapa bisa sang ayah menikahkannya dengan pria brengsekk seperti itu. Bukannya bahagia, ia malah menderita seperti sekarang. "Kemarin-kemarin, kamu boleh bua