Chapter 2 ; “Sluty”

1526 Kata
Sudah 4 hari Hana berada di rumah seseorang yang bernama Kris Wu. Apa kalian mengenalnya? Jika kalian menyukai boygrup korea bernama EXO kalian pasti tau siapa itu Kris Wu. Yap, Kris Wu adalah mantan anggota EXO, dirinya memilih untuk keluar dari boygrup bernama EXO kerana suatu hal. Dan sekarang dia telah sukses menjadi seorang Aktor, bahkan dia sudah menjadi bintang Hollywood.   Merupakan sebuah kebohongan jika Hana tak mengenali sosok pria yang menolongnya semalam,. Hana sangat terkejut saat melihat sosok Kris Wu yang berjalan keluar dari kamar mandi dalam keadaan bertelanjang d**a, jantungnya berdetak kencang saat itu juga, terasa seperti sebuah mimpi namun rasa perih pada kakinya juga masih begitu terasa. Itu artinya dia tidak bermimpi kan? Bertemu dengan idola-nya, seorang Kris Wu, terlebih lagi lelaki itu yang telah menolongnya.   Apalagi saat Kris duduk dihadapannya, jantung Hana berdetak sangat kencang dari sebelumnya. Tapi semua itu berubah saat Kris mengatakan bahwa Hana bekerja untuknya sebagai budaknya. Ada rasa kecewa dan juga patah dari dalam hatinya. Perasaan yang sangat sulit diartikan. Hanya fangirl saja yang mengerti bagaimana rasanya dikecewakan oleh idol-mu sendiri.   Hana sempat berfikir setelah berhasil lolos dari Tuan Yuan dan bertemu dengan Kris, penderitaannya akan segera berakhir. Dia fikir Kris akan menolongnya untuk memulangkannya ke Indonesia. Tapi itu hanyalah khayalan seorang Hana saja, nyatanya dia malah dikurung di dalam apartemen pribadi milik Kris yang cukup luas. Hana tidak diperbolehkan keluar aparteman, apabila dia membutuhkan sesuatu, Hana hanya perlu mengatakannya kepada Bibi Xian, seorang pekerja yang mengurus aparteman milik Kris.   Hana terlihat seperti seorang tahanan, dia benar-benar ingin kabur dari aparteman Kris tapi sialnya Kris memiliki banyak orang untuk memata matai keseharian Hana. Keluar dari kandang buaya malah masuk ke kandang harimau. Mungkin itulah kalimat yang cocok untuk mendefinisikan kehidupan seorang Hana Liu.   "Ngghhh...ahhh" Hana mengerang saat Kris bermain di lehernya, mengecup, menjilat dan menggigit gigit kecil leher Hana memberi tanda kepemilikan di lehernya yang jenjang dan begitu putih. Hana menggigit bibirnya, menahan untuk tidak mengeluarkan erangan dan desahannya. Walaupun sudah 4 hari dia menjadi b***k Kris, tapi baru kali ini Kris memilih untuk menyentuh Hana. Biasanya Kris hanya menyuruhnya untuk mengoral miliknya, dan menyuruh Hana melakukan hal tidak penting seperti ini dan itu.   "Argghhh.." Hana kembali mengerang, bukan mengerang nikmat tapi mengerang kesakitan karena Kris menggigit pundaknya dengan keras, bahkan pundak mulus Hana sudah mengeluarkan darah akibat gigi-gigi milik Kris.   "Jangan menahan desahanmu!" Kris menatap tajam Hana, Hana menelan ludahnya kasar menatap tatapan tajam seorang Kris. Ia merasa takut tetapi ia tak bisa melakukan apapun selain pasrah dan menuruti apa keinginan Tuan-nya.   "B-baik Kris"   "Panggil aku Tuan, saat bermain denganku kau harus memanggilku Tuan" Kris berkata dengan nada memerintah yang tak bisa dibantah. Hana hanya diam, menatap sendu kearah Kris, dia ingin menangis. Hana benar-benar merasa di rendahkan saat ini.   PLAK   Hana meringis saat Kris menampar wajahnya. "Jangan menatapku dengan tatapan seperti itu! Tatap aku dengan tatapan gairahmu b******k!" Hana terisak, dia tidak pernah berfikir bahwa Kris akan memperlakukannya sekasar ini. Kemana Kris yang bodoh dan juga lucu saat berada di layar TV? Ah, seharusnya Hana paham, program TV banyak melakukan kebohongan yang membuat orang-orang semakin bodoh.   PLAK   "Jangan menangis saat bermain denganku! Kau paham?!" Kris kembali menampar wajah Hana. Hana hanya mengangguk menandai bahwa ia mengerti dengan perintah Kris . "Katakan sesuatu! Jangan hanya mengangguk! Apa kau tak punya mulut?!"   "B-baik Tuan"   "Good girl"   Kris mengecup bibir Hana berkali-kali. Lalu dilanjutkan dengan lumatan-lumatan menuntut dari Kris. Hana memejamkan matanya, bukan karena menikmati permainan ini, tapi karena ia tak sanggup menahan harga dirinya yang diremehkan.   "Akhhh.."   Hana mengerang saat Kris menggigit bibirnya cukup keras, membuat bibir Hana berdarah. Kris memasukan lidahnya kedalam mulut Hana, menyesap lidah Hana, mengajak lidah Hana untuk berperang. Kris menangkup kedua pipi Hana untuk memperdalam ciumannya. Saliva sudah mengalir keluar dari mulut Hana. Entah siapa pemilik dari saliva itu.   Perlu kalian tahu, mereka melakukan ini diruang tengah apartemen Kris dengan posisi berada di atas sofa dengan Kris menindihi badan mungil Hana. Jangan khawatirkan dimana Bibi Xian, karena dia tidak akan datang ke aparteman jika Kris sedang berada di aparteman-nya. Kris melepaskan ciuman Hana saat ia membutuhkan pasokan oksigen. Hana terengah-engah karena ciuman kasar dan menuntut dari Kris, ia tidak bisa mengimbangi permainan Kris yang begitu menggebu-gebu dan juga panas.   "Tunggu disini" Kris beranjak meninggalkan Hana menuju kamarnya. Tidak lama setelahnya Kris kembali dengan sebuah tali ditangannya dan sebuah alat.   Vibrator?   Badan Hana bergetar ngeri saat menyadari alat yang dibawa oleh Kris. Apakah Kris akan bermain dengan alat itu? Apakah Kris akan bermain seperti cerita fiksi karangan fans yang bergenre b**m yang sering Hana baca?   "Tuan, Anda tidak akan menggunakan alat itu bukan?" Hana menatap Kris dengan raut wajah ketakutan dan itu semakin membuat Kris ingin menggoda mainannya.   "Kenapa tidak?" Kris meletakan alatnya diatas meja lalu kembali menindih badan Hana. Kris kembali mencium Hana dengan penuh nafsu, tangannya menggelitik perut Hana, membuat Hana menggelinjang tak karuan. Area sensitive di tubuhnya adalah perut.   "Shhh..aahhh.." Hana mendesah saat ciuman Kris turun kedagunya, dan tangan kanan Kris mulai merambat naik menyentuh dan meremas d**a Hana dengan gemas dari luar kaosnya. Ciuman Kris mulai turun menuju belahan d**a Hana yang sedikit terlihat.   "Ahhh.."   Kris membuat tanda kepemilikan dibelahan d**a milik Hana. Lalu Kris mengecupi d**a Hana dari luar kaosnya. Menghisap nipel Hana yang menegang dibalik kaosnya. Menggigit gigit kecil nipel milik Hana.   "Nghhh.."   Hana menengadahkan kepalanya, merasakan sensasi sentuhan-sentuhan dari Kris yang begitu memabukkan. Tangan Hana meremas rambut Kris, menyalurkan rasa kenikmatannya. Gadis ini sudah hilang akal.   "Shhh..ahh.. Sial! Aku benar-benar sudah tidak tahan" Kris menanggalkan seluruh pakaian milik Hana, tidak meninggalkan sehelai benang pun pada tubuh Hana. Begitupan dengan dirinya yang sudah polos. Hana menutupi bagian d**a dan k*********a dengan tangannya. Merasa malu dengan keadaannya yang bertelanjang di depan seorang pria. Terlebih pria itu adalah idolanya. Hana memejamkan matanya saat tak sengaja melihat kejantanan milik Kris yang terlihat gagah dan tampak sudah menegang. Kris mengambil tali diatas meja lalu mengikatkannya pada kedua tangan Hana dan mengaitkan tali tersebut pada meja yang terletak diutara Hana.   "T-tuan, kenapa Anda mengikat saya?"   "Karena aku meninginkannya"   "T-tapi tuan.."   "Tidak usah banyak protes! b***k sepertimu harus menurut kepada Tuannya!" Hana menelah ludahnya saat mendengar ucapan Kris yang begitu menusuk batinnya, Hatinya terasa begitu sakit saat mendengar ucapan Kris. Tapi bagaimanapun, Hana hanyalah seorang b***k dan Kris adalah Tuannya.   Kris mengecupi nipel Hana dan menjilatinya. Membuat Hana mengerang kembali. Sesekali Kris menggigitnya kecil membuat Hana merasakan sensasi luar biasa yang membuatnya melayang.   "Ahhh..ahhh..shhh..." Kris menghisap nipel Hana dengan keras, tangan kanannya meremas d**a kiri milik Hana dan sesekali memilin nipelnya.   Jleb   "AAAARRRGGGHHHHHH!" Hana berteriak kencang, mencengkram tali yang mengikatnya. Kepalanya bergerak ke kanan dan ke kiri. Air matanya mengalir deras. Bagian bawahnya terasa sangat nyeri.   "Inihhh..sakhithh..hhh..hiks..hiks" Kris sudah memasukan kejantanannya kedalam lubang milik Hana yang masih kering. Bisa kalian bayangkan betapa sakit dan nyeri yang Hana rasakan sekarang? Terlebih ini adalah pertama kali Hana melakukannya.   "T-tuan, thuan. Inih sakhith, sanghat sakhith thuan..arghhh..hentikhannn.."   "Hahaha, ini benar-benar menarik" Kris tertawa puas saat melihat darah keluar dari lubang milik Hana. Dia telah mengambil mahkota Hana yang telah dijaga dengan baik oleh gadis itu. Kris semakin tertawa kencang ketika melihat wajah Hana yang terlihat kesakitan. Dia benar-benar gila!   Kris menggerakan tubuhnya dengan sangat kencang membuat Hana kembali berteriak keras karena bagian bawahnya masih terasa sangat nyeri dan sakit.   "Tthuannhh..pelanhhh..inihhh..sakhithhh" Hana menatap Kris dengan tatapan memohonnya. Kris mengeluarkan smirknya saat melihat tatapan memohon itu. Dadanya bergemuruh, merasa sangat senang melihat ekspresi tak berdaya dari gadis itu. Ia sama sekali tak ada niatan untuk bermain lembut pada Hana. Karena Kris sudah kecanduan melihat wajah tersiksa milik Hana. Ia menyukai ekspresi itu. Kris terus menggerakan tubuhnya dengan brutal. Ia sama sekali tak berniat untuk melakukan apapun selain menggerakan tubuhnya. Ia lebih memilih untuk menatap wajah Hana yang tersiksa.   "Ahhh ahhh ahhh"   "Shhhh anghhh hahhh"   "Panggil aku Hana!"   "Yahhh aghhh tuanhhhh"   "Ahhhh tuanhhh krisshhhss"   "Bad girl! Teruslah mendesah!"   "Hahhh akhhh yeahhhahhhh"   Hana benar-benar merasa gila dengan permainan Kris, Hana mulai merasakan kenikmatan berlebih pada dirinya. Rasa nyeri dan sakitnya entah meluap kemana. Kris bisa merasakan juniornya dijepit keras oleh milik Hana. Itu tandanya Hana sudah akan sampai. Lalu Kris menghentikan kegiatannya dan membuat Hana mengernyitkan dahinya karena gagal merasakan kenikmatan yang akan datang.   "Ahshh" Hana mengerang saat Kris dengan kasar mencabut miliknya keluar.   "Tuan, kenapa berhenti?" Hana benar-benar merasa tersiksa karena tidak mendapatkan pelepasannya yang hampir sampai.   "Aku ada jadwal pemotretan"   "Kalau begitu lepaskan saya Tuan"   "Tidak, kau tetap seperti itu. Aku tahu kau menginginkan pelepasan, tapi aku tidak bisa memberikannya sekarang. Aku akan memberikannya nanti setelah pulang pemotretan" Kris mengambil vibrator yang terletak di meja, Hana terkejut saat Kris memasukan alat itu kedalam vaginanya.   "T-tuanhhh ahhh ahhh" Hana kembali mendesah karena vibrator yang Kris berikan sudah bergerak di dalam tubuhnya dengan kecepatan tinggi. Kris beranjak meninggalkan Hana ke kamarnya lalu kembali dengan membawa sebuah handycam. Kris meletakan handycam itu dimeja lalu mulai memprogramnya untuk merekam kegiatan Hana.   "Nah, ini akan menjadi koleksiku" Ucap Kris mengeluarkan senyum setannya saat melihat handycamnya mulai merekam permainan Hana dan juga desahannya dari posisi yang begitu pas.   "Sepertinya aku perlu mengurusmu dulu little Wu" Kris mengelus kejantanannya yang masih keras dan tegang. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan menjinakan adik kecilnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN