"Nah ini, Nak. Kata Ayah tadi...." Ya soal lelaki yang hendak dikenalkan eeh dijodohkan dengannya. Namun Ayahnya tak memaksa. Ayahnya hanya menerima tawaran yang yaah kalau dilihat dari sisi mana pun, sepertinya tak ada salahnya menerima. Toh orangtuanya lelaki ini dan lelaki ini yang datang padanya kok. "Halo....Om. Bagaimana kabarnya?" Tentu saja yang disapa pertama kalia dalah Ayahnya. Fadiya masih terkaget-kaget. Ya bagaimana tak kaget? Cowok yang tempo hari sempat memperkenalkan diri di hadapannya. Terang-terangan juga menitip salam pada teman Fadiya. Namun Fadiya tak menggubrisnya. Ya belum digubris saja, Fadiya sudah harus berhadapan dengan cewek yang naksir sama cowok ini. Yang harus ia lawan bukan hanya satu orang tapi satu geng. Ah sungguh pertarungan yang tak adil. Ia memang