Sebuah Karma

1525 Kata

Walau sangat ingin melapor pada Ayahnya, tentu saja tak akan ia lakukan. Karena ini bukan urusan rumah tangganya. Namun tentu saja ia tak bisa hanya diam sambil mengamati kakaknya selama beberapa hari ini. Ya memang Fadiya terlihat seakan tak terjadi apapun. Maksudnya biasa-biasa saja. Padahal Fiandra berhasil kok menemukan amplop cokelat yang berisi foto-foto itu. Artinya kakaknya itu pun sudah tahu. Namun mungkin masih galau parah hingga tak bisa menentukan apapun. Apakah harus memulai atau terpuruk dengan keadaan ini. Karena tak bisa diam, ia kembali ke kamarnya. Ia melihat jam. Ini mungkin cukup pagi kah untuk menelepon? Karena di Amerika sana harusnya masih jam empat pagi. Tapi ia nekat saja. Siapa tahu diangkat. "Oh Kak Boy! Masih ngantuk?" Ia memang mendengar Boy tampak menguap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN