Niat dan Tujuan

2559 Kata

"Klien baru." Ia disambut dengan perkataan itu. Ia menghela nafas. Mau tak mau ya duduk. Walau hati gelisah. Bisa kacau kalau Fiandra marah padanya kan? Bisa gagal juga rencananya untuk mendekati keluarga Fiandra. Ia perlu dapat kepercayaan itu. Tapi belum apa-apa, semua rencananya malah kacau begini. Apa kata dunia? Hahahaa. Ya sudah lah. Pasrah deh. Sena mulai bicara. Ya bisa dibilang, cowok ini pemimpinnya. Mereka duduk saling berhadapan dengan meja panjang sebagai pemisah. Adhi duduk di sebelah kiri paling belakang. Di sebelah kanannya ada Geya. Di depannya ada Badhri. Di sebelah kanan Badhri ya ada Awis. Dan yang paling depan serta membelakangi papan tulis adalah Sena. Cowok itu kini berdiri dan mengambil kapur. Ada tiga papan tulis besar di hadapan mereka. Sengaja dibuat sebesar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN