Penyusup

1106 Kata
Valeria tak tau harus berbuat apa saat ini, tubuhnya sudah terkurung di bawah kungkungan Teo. Namun pria itu tak bergeming menatap wajah Valeria di bawah sinar cahaya lampu temaram yang ada di kamarnya. Entah mengapa Teo melihat wajah Valeria begitu cantik dan menawan, bahkan pria itu tak kuasa mengagumi keindahan wajah Valeria saat ini. Entah apa yang ada di dalam Pikiran Jason, sehingga pria bodoh itu malah meninggalkan pengantin cantik nan sexy di malam pertamanya sendirian. Catat ya, sendirian! “Ini nggak benar, lepasin aku! Jangan macam-macam sama aku ya!” jerit Valeria, sembari mengeliat berusaha melepaskan dirinya. Bahkan saat ini tubuh Teo sama sekali tak berjarak darinya. Valeria merasa jika dirinya juga salah, telah memasuki kamar kakak iparnya itu tanpa sengaja. Namun siapa sangka jika Teo akan mengurungnya seperti sekarang ini. Tentu semua itu tak akan ernah terpikir di dalam benak Valeria. Oh sial, dirinya bahkan tak tau jika pemilik kamar itu adalah Teo. Sebelum menikah dengan Jason, Valeria telah mencari tahu latar belakang keluarga dari pria itu. Steven Teo Javier adalah kakak tiri Jason, beberapa kali Valeria sempat bertemu dengannya sebelum hari pernikahan berlangsung. Dia tak menyangka jika Teo adalah pria liar seperti ini. Valeria bahkan sudah hampir menangis menghadapi Teo saat ini. Teo sudah tahu jika Valeria adalah istri dari adiknya, namun dia masih melakukan hal yang tak pantas terhadap wanita itu. Valeria merasa menjadi wanita paling sial di muka bumi ini. Dia bahkan tak mampu bergerak sama sekali, Teo mengunci tubuhnya dengan begitu kuat. “Kau yang menyusup masuk ke dalam kamarku, nona. Kau lupa? Tenang saja, kamar ini kedap suara. Tak akan ada yang bisa mendengar apa yang kita lakukan malam ini. Atau ... Kau masih berharap dengan suami yang telah mencampakanmu di malam pertamamu itu? Kau yakin?” ujar Teo dengan senyum sinis ketika mengatakan hal itu kepada Valeria. Seolah tepancar sebuah kebencian yang dipendam oleh Teo. Pria itu memang dipenuhi misteri sejak pertama Valeria bertemu. Pupil mata Valeria melebar setelah mendengar perkataan Teo, jantungan berdebar tak menentu. Ada rasa sakit mendengar ucapan Teo, namun dia mencoba terlihat tegar dan tenang saat ini. Dia hanya perlu memikirkan bagaimana bisa lepas dari kungkungan Teo. Tentu bukan hal lucu jika dirinya keluar dari kamar Teo dan dilihat oleh yang lain. Dia sudah pasti akan dibenci dan di cap wanita yang tidak baik. Terlebih jika sampai keada keluarganya, tentu dirinya akan di anggap anak penyebar aib. “Menjauh dariku, sepertinya kau mabuk. Sehingga kau tak mengenali wajah adik iparmu ini!” ujar Valeria mencoba menyadarkan Teo. Namun, bukannya mendengar ucapan Valeria, pria itu malah semakin mendekatkan wajahnya ke arah bibir Valeria. “Aku memang mabuk, mabuk karnamu,” bisik Teo lalu Teo menautkan bibir mereka dan perlahan Teo mulai melumat bibir wanita yang berstatus adik iparnya itu. Ada rasa kesal dan benci ketika Valeria mendapatkan perlakuan menjijikan itu. Hatinya ingin memberontak namun tubuhnya merespon sebaliknya. Valeria merasakan sesuatu yang janggal. Ada getaran aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya seolah ada sengatan listrik mengaliri dirinya. ‘nggak ... Ini nggak bener. Aku harus bisa lepas dari Teo. Jika ada yang tahu bisa tamat riwayatku!’ Valeria memejamkan matanya dengan begitu rapat. Teo yang sejak tadi menciumi bibir Valeria mulai menghentikan aksinya. Dia mulai sedikit menjauhkan wajahnya, dan mengamati setiap inci wajah cantik Valeria. Sejujurnya sudah sejak lama Teo menyimpan hasrat kepada Valeria. Sialnya belum sempat dirinya memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Orang tuanya malah lebih dulu menjodohkan wanita pujaan hatinya dengan adik tirinya. “Apakah kau sudah gila, aku adik iparmu. Tak seharusnya kau melakukan ini kepadaku. Tolong kali ini lepaskan aku. Aku berjanji tak akan sembarangan memasuki kamarmu lagi,” ucap Valeria memohon. Seolah takut jika Teo akan melahapnya lagi. Pada posisi ini tentu Valeria tak akan bisa dengan mudah lolos dari Teo. Semakin Valeria berbicara, rasa Teo ingin memilik Valeria seutuhnya semakin besar. “Aku akan melepaskanmu, jika kau bisa menahan apa yang aku lakukan kepadamu. Aku berjanji akan menjauh darimu hadapanmu,” ucap Teo yang semakin membuat Valeria bingung. Wanita itu tak mengerti maksud dari perkataan Teo saat ini. “Apa mak-” belum sempat Valeria membalas ucapan Teo, pria itu sudah dengan sigap membungkam bibir Valeria lagi dengan ciuman panasnya. Bibir Valeria yang sedikit tebal dan kenyal berhasil di jelajahi oleh Teo dalam waktu singkat. Pria itu mulai melumat bibir Valeria dengan sedikit brutal namun masih terbilang lembut. Kedua pergelangan tangan Valeria masih dikunci oleh Teo menggunakan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya kini mulai berjalan liar menelusup ke dalam baju tidur milik Valeria. Jemari-jemari Teo berjalan menyusuri bagian perut Valeria. Menimbulkan rasa menggelitik dan aneh yang dirasakan oleh Valeria dan tak pernah dia rasakan sebelumnya. Sial! Gadis itu tak mampu menahan desahan dari bibirnya ketika Teo berhasil menerobos dan mulai meremas gundukan kenyal milik Valeria. “Eghh ...!” wanita itu melenguh tanpa sadar membuat sudut bibir Teo terangkat. Ciuman Teo semakin dalam dan liar, membuat Valeria terbuai dan bahkan mulai membalas ciuman Teo tanpa dia sadar. Tangan kokoh Teo dengan lancangnya kini berpindah ke bagian inti milik Valeria lalu mengusapnya dengan perlahan dan memainkan bagian inti wanita itu hingga Valeria merasakan sesuatu getaran aneh yang tak pernah dia rasakan. Suara lengguhan Valeria semakin mengalun memenuhi ruangan tanpa dia sadar. Membuat Valeria tersentak kaget mendengar suara lucnut yang seharusnya tak dia keluarkan. Tiba-tiba pria itu melepaskan pangutan di bibir mereka. Wajah Valeria sudah memerah bak udang rebus dengan napas yang tersengal. Ada rasa malu, bingung, dan kecewa yang tersirat di wajah Valeria ketika Teo dengan tiba-tiba menghentikan kegiatan mereka secara tiba-tiba ketika Valeria sudah di ujung klimaksnya. Namun Valeria tak tau harus meminta lagi atau menyudahi kegiatan gila mereka. “Sepertinya kau sudah basah, Nona.” Teo mendekat ke arah Valeria, “Sebenarnya aku ingin memasukimu malam ini. Menggantikan malam pertama yang seharusnya di lakukan oleh suami bodohmu itu. Tapi kali ini aku akan membebaskanmu,” bisik Teo di samping telinga Valeria. Wanita itu bahkan bisa merasakan embusan napas segar dari bibir Teo yang berhasil membuat tubuhnya kembali meremang. Sebelum menghentikan kegiatannya. Teo sengaja meninggalkan jejak kemerahan di bagian d**a Valeria. “Anggap saja ini stempel kepemilikan yang sudah aku sematkan untukmu. Kau memang istri adikku. Tapi kau adalah milikku. Hanya aku yang boleh menjamahmu!” ucap Teo. Bahkan kata-kata itu terdengar seperti mantra bagi Valeria, dengan mudahnya dia mengangguk seolah mematuhi ucapan Teo. Teo segera melepaskan diri dari Valeria. Menutupi tubuh wanita itu yang sudah berantakan karena ulahnya. “Tidur saja malam ini di sini. Aku tidak akan menganggu istirahatmu. Aku tahu kau lelah, kita akan lanjutkan lain waktu,” ucap Teo lalu pergi begitu saja meninggalkan Valeria yang masih bergeming. Sampai pintu kamar kembali tertutup Valeria masih tak bereaksi apapun.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN