"Sorry," kata Raken sambil melepaskan pelukannya. Elian masih belum sadar dari rasa terkejutnya. Elian baru sadar ketika dirinya merasa dingin, karena kehangatan pelukan sudah berpisah darinya. "Kenapa lo-" Elian memfokuskan matanya. "Kenapa lo tiba-tiba meluk gue?" tanya Elian terbata-bata. "Sorry," kata Raken lagi, seperti mesin rusak yang hanya bisa mengucapkan satu kata. "Gue butuh penjelasan, Raken. Nggak butuh kata sorry dari lo," kata Elian. Raken tak membalas perkataan Elian dan melanjutkan langkahnya. Laki-laki itu berhenti lalu berbalik melihat Elian. Laki-laki itu membuka kemeja putihnya, menyisakan kaos merah di tubuhnya. Lalu Raken memakaikan kemejanya itu ke Elian. Menyentuh tangan Elian dengan jari-jarinya yang besar. "Kamu pasti dingin. Kenapa nggak pakai baju yang l