POV Devan Dia belum mau keluar kamar sejak insiden aku diamkan beberapa jam, ah belum juga tiga jam, ngambeknya sampai berjam jam. Aku belum bisa tidur saat jam menunjukkan jam satu malam. Untung besok hari libur, ah..aku mendesah, satu minggu lebih aku sibuk di kantor. Tak punya waktu untuk sedikit bermesraan dengannya. Pas dapat cutinya, aku malah bikin insiden sendiri. Ku pandangi paper bag yang diberikan Winda. Aku mengusap wajahku, membayangkan dia dalam balutan baju dinas malam itu, man..nyiksa banget. Pakai acara ngambek lagi. Aku terkejut mendengar suara derit pintu kamarnya, segera ku letakkan paper pag itu di atas meja. " Tadi Winda kesini, bawain pesanan kamu " ujarku hati hati, takut kena semprot lagi. Ia memandangku sejenak, tatapan polos. Duh..hatiku terbuai. Ini pasti t