Sulit Mengartikan

1439 Kata

Seminggu berlalu, aku dan Mas Dion seperti dua orang asing. Kehidupan kami dipenuhi kepentingan masing-masing. Meskipun ada urusan pekerjaan, aku lebih sering berkomunikasi dengan Dito daripada langsung menghadap Mas Dion. Dito, selain menjadi sekretaris Mas Dion di kantor, juga dipercayai sebagai asisten pribadi di luar kantor. Sore ini, Mas Abi menawarkan untuk pulang bersama, dan aku setuju. Aku perlu menyampaikan sesuatu pada Mas Abi. Saat kami menuju lift, kami masih sempat bersenda gurau. Senyumku memudar, lalu mengangguk hormat ketika melihat Mas Dion berdiri mengantri lift, dan dia merespon dengan wajah datarnya. “Gelato, Mau?” tanya Mas Abi padaku ketika kami melangkah masuk ke dalam lift. “Nggak mau es krim, Mas.” “Tumben.” “Mendadak saya muak dengan es krim.” Aku melihat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN