Ayasha’s POV
Aku sudah memikirkan ini berulang kali. Aku tidak lari, aku hanya ingin menata hati.
Aku jatuh hati sekaligus patah hati pada orang yang sama. Baik dulu maupun sekarang, aku sama tidak berartinya bagi Kak Dio. Aku hanyalah Asha bocil yang jauh dari kriterianya, harusnya aku tahu diri.
Aku memeluk Bude, aku menceritakan semuanya pada beliau. Sedetail mungkin tak ada yang aku tutupi satu pun.
“Bagaimana sulitnya kamu melewati trauma itu, Sha, begitu pula dengan Mas Dion. Apa kamu pernah melihat dari sudut pandangnya?”
Aku menggeleng, aku hanya sibuk dengan hatiku, tanpa memikirkan hatinya.
“Kamu jadi mau ke rumah Bu Ara?” Aku mengangguk.
“Bude nggak boleh titip-titip untuk Mas Dion, loh, ya.”
***
Aku sudah menghubungi Bu Ara. Ternyata, akhir pekan ini, beliau datang ke
