Hari ini kulihat Siska. Wajahnya masih mendung seperti biasa. Sulit untuk dimengerti, apa yang membuat dia bermuram durja? Lama-kelamaan aku berubah luluh melihatnya. “Hey,” ucapku menyapa. Sorot matanya terlihat membulat, terkejut entah kenapa. “Di-Dian?” “Iya, masih seperti biasa, masih Dian versi perempuan, ahahaha,” tukasku mencipta candaan. “Anu…” Sorot mata Siska mengerling. Mulutnya terlihat berat dalam mengucap sesuatu. Entah kenapa ini mengingatkanku pada Lenka semalam. “Itu….” Kata-katanya kembali dipotong semacam jeda. “Maaf…” Dia minta maaf? Minta maaf soal apa? Soal konser dan ciuman bersama Lenka di malam festival itu? Soal dia yang kembali mengejar cinta lamanya meski mantannya itu sudah bertunangan? Tunggu sebentar. Semalam Len mengucap padaku untuk menjaga Siska, s