“Aku pilih kamu, Ga. Tentu aku pilih kamu apalagi di dunia ini enggak ada yang lebih penting dari kamu. Buatku, kamu yang paling berharga, Ga!” Gladia berusaha meyakinkan Gandra. Ia yang sampai melangkah tergesa bahkan berlinang air mata, tanpa pikir panjang langsung mendekap Gandra. “Pasti ada yang enggak beres. Pasti aku udah kecolongan!” batin Gladia yang sengaja terisak-isak sekaligus menangis pilu. Dalam hatinya, Gladia bertekad untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi hingga Gandra seolah ingin meninggalkan bahkan membuang Gladia? “Di …?” Kenyataan Gladia kali ini membuat Gandra tidak tega. Gandra menyesal sekaligus merasa bersalah. “Kamu memang sangat lemah, Ga. Kamu paling enggak bisa lihat aku sedih apalagi menangis!” batin Gladia yang diam-diam tersenyum licik. Akan tetapi