“Claire, hari ini Direktur keuangan yang baru akan bergabung tapi seperti yang saya bilang dua hari yang lalu kalau kita tidak bisa ikut dalam ceremony penyambutannya pagi ini. Saya minta tolong kamu hubungi sekretarisnya yang bernama Robert. Katakan permohonan maaf saya atas ketidakhadiran saya lalu katakan pada Robert kalau siang ini saya akan mendatanginya sebelum acara makan siang bersama..”
Dean berjalan meninggalkan ruangannya ke arah lift dan Claire mengikuti langkah bosnya itu dengan cepat. Wanita itu mendengarkan instruksi dari atasannya dengan seksama lalu mengangguk sambil menjawab, “Baik, Pak.”
Claire dengan langkah cepat mengikuti atasannya menuju mobilnya lalu mobil itu pergi meninggalkan gedung Reins menuju tempat meetingnya. Jadwal Dean cukup padat hari ini sehingga pria itu terlihat begitu sibuk dan Claire mengimbangi bosnya, kesibukan keduanya sama seperti gedung Reins Company hari ini semakin bertambah sibuk. Sang direktur keuangan yang baru akan bergabung hari ini dan semua sibuk mempersiapkan kedatangannya. Tidak ada yang tau siapa sosok sang direktur keuangan yang baru karena posisi itu dipilih oleh Reiner Algantara dan Ghandi Alfarezi yang diajukan ke para pemegang saham. Ada beberapa kandidat namun setelah pembahasan panjang munculah satu nama yang berhasil keluar menjadi sang direktur keuangan yang baru.
Pria itu berjalan dengan gagah memasuki gedung Reins Company dan pria itu dengan senyum ramah menjawab setiap sambutan dan ucapan selamat datang yang tertuju padanya. Pria itu datang bersama dengan orang nomer satu di Reins Company, Reiner Algantara. Dengan langkah gagah penuh percaya diri keduanya berjalan menuju tempat akan dilangsungkannya acara penyambutan sekaligus pengumuman bahwa posisi direktur keuangan Reins Company sudah sah diduduki oleh orang baru.
"Selamat Bergabung, Pak!"
Suara ucapan selamat kompak digaungkan oleh seluruh karyawan yang turut hadir dalam acara penyambutan itu. Namun Dean dan Claire tidak bisa menyaksikan acara itu karena meeting yang keduanya hadiri baru selesai tepat pukul sebelas siang lalu Claire dan Dean langsung kembali ke Reins. Sesampainya di kantor langkah mereka langsung menuju ruang sang direktur keuangan yang baru.
Claire berjalan di belakang Dean dan di depan ruangan sang sekretaris direktur keuangan sudah menunggu mereka dan membantu membukakan pintu untuk mereka. Dean masuk ke dalam ruangan diikuti Claire. Dean langsung berjalan lurus menuju sang direktur keuangan disaat Claire tiba-tiba berhenti melangkah. Tubuhnya mematung beberapa detik menyadari sosok sang direktur keuangan yang baru. Namun hanya beberapa detik sebelum Claire kembali menguasai dirinya.
“Reinaldy Putra Algantara... Welcome to our company...” Dean berucap dengan nada antusias dan bersahabat sambil merentangkan tangannya yang disambut oleh sang direktur keuangan yang baru.
Pria bernama Reinaldy itu tersenyum lebar menyambut kedatangan Dean. “Thank you, Kak... Ah, Sorry, Pak Dean.. Dean Alfarezi.” Reinaldy berucap dengan nada seperti meledek yang disambut dengusan oleh Dean.
Dean dan sang direktur keuangan baru tertawa bersama beberapa saat sebelum Dean mengubah posisi tubuhnya, “Rei.. Perkenalkan ini Claire... Claire Alastair.. Sekretarisku saat ini..” Dean memperkenalkan sang sekretaris pada sang direktur keuangan yang baru lalu Dean menatap Claire lalu berucap, “Claire, ini direktur keuangan baru Reins, Reinaldy Putra Algantara, kedepannya kita akan sering bertemu Reinaldy dan sekretarisnya.”
Claire dengan sopan menundukkan kepalanya sambil tersenyum formal berkenalan dengan sang direktur keuangan yang baru. Namun Reinaldy terdiam memperhatikan wanita yang berdiri tidak jauh darinya itu. “Claire...?”
Dean mengerutkan alisnya melihat reaksi Reinaldy. “Kamu mengenal Claire?” Dean pun mengubah arah tatapannya menuju Claire, “Kalian saling mengenal?”
Claire dengan santai menggelengkan kepalanya, “Saya rasa ini pertama kali saya bertemu dengan Pak Reinaldy...” setelah sekian lama... Lanjut Claire dalam hatinya. Claire tentu mengenal Reinaldy Putra Algantara. Bagaimana mungkin Claire lupa dengan pria itu dan semua hal yang pria itu lakukan. Reinaldy berhasil membuat kehidupan sekolahnya yang tenang hilang dalam sekejap mata.
Pengakuan Claire membuat Reinaldy mengerutkan alisnya. Reinaldy Putra Algantara, pria berusia tiga puluh tahun dengan tubuh tegap atletisnya serta penampilannya yang rapi khas eksekutif muda memperhatikan Claire dengan seksama. Reinaldy menatap penampilan Claire saat ini. Walau penampilan Claire saat ini berbeda dengan Claire yang ada dalam ingatannya namun ia yakin Claire adalah anak perempuan yang ia kenal semasa sekolahnya dulu.
Claire sendiri berusaha mengalihkan perhatian dengan cepat berkenalan langsung dengan Robert yang menjadi sekretaris Reinaldy. Walau tadi Claire sudah berkenalan melalui sambungan telepon namun Claire kembali berkenalan dengan Robert secara langsung setelah Dean memperkenalkan mereka berdua sementara Reinaldy terus diam memperhatikan Claire.
“Ayo, kita jalan. Yang lain sudah jalan duluan. Jadi jangan buang waktu, Rei.”
Dean dan Reinaldy berjalan keluar dari ruangan diikuti oleh sekretaris mereka masing-masing. Mereka pergi menggunakan mobil kantor. Robert mengemudi dan Claire duduk di kursi penumpang bagian depan sementara kedua direktur itu duduk di kursi penumpang bagian belakang.
Dean berbincang dengan Reinaldy dan dari perbincangan keduanya Claire akhirnya mengetahui bahwa Reinaldy terlahir dari keluarga kaya raya dan pria itu sebelum bergabung dengan Reins ternyata bekerja di perusahaan keluarganya yang lain yaitu Algantara Group yang ada di Indonesia. Claire tidak pernah menyangka kalau ia akan bertemu dengan pria itu lagi karena selama ini ia bahkan tidak pernah bertemu dengan teman-temannya dulu semasa sekolah.
Mobil yang mereka tumpangi berhenti di salah satu restoran italia yang lokasinya tidak jauh dari kantor mereka bergabung dengan yang lainnya untuk makan siang bersama. Dean duduk berhadapan dengan Dean sementara Claire dan Robert duduk bersama dengan para sekretaris lain. Semenyara Reinaldy dan Dean bergabung dengan direktur lainnya membicarakan banyak hal. Makan siang itu berlangsung selama dua jam lalu mereka semua kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
***
“Claire...”
Claire yang sedang melangkah menuju lift pun menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya mendengar seseorang memanggil namanya. Tubuh Claire mematung sejenak menyadari siapa yang memanggilnya namun Claire dengan cepat menguasai dirinya.
“Selamat sore, Pak Reinaldy. Ada yang bisa saya bantu, Pak?”
Reinaldy berjalan mendekati Claire sambil memperhatikan wanita itu, “Kamu tidak ingat aku? Aku Reinaldy. Aku senior–”
“Maaf, Pak Reinaldy. Anda mungkin salah orang.” Claire memotong ucapan Reinaldy tanpa sadar karena ia sedang terburu-buru.
Reinaldy menggelengkan kepalanya, “Aku yakin kamu Claire.. Kita dulu–”
“Claire... Kenapa kamu belum turun?”
Lagi-lagi ucapan Reinaldy terpotong dan kali ini karena Dean menginterupsi ucapan Reinaldy membuat pria itu menghentikan kalimatnya dan menoleh ke arah suara Dean.
“Maaf, Pak. Ini saya sedang mau turun.” Claire dengan cepat menjawab berusaha menyelamatkan diri. Claire lolos dari Reinaldy.
“Lho, Rei.. Kamu disini. Cepat masuk. Pak Reiner dan Pak Ghandi sudah menunggu di dalam.” Dean berucap pada Reinaldy lalu menoleh menatap Claire, “Cepat turun, Claire. Segera ubah jadwal saya hari ini.”
Claire pun dengan cepat menganggukan kepalanya menjawab ucapan atasannya dan dengan sopan Claire pamit meninggalkan Reinaldy dan Dean.
Sepeninggal Claire Reinaldy dan Dean pun masuk ke dalam ruang Direktur Utama dan bertemu dengan para petinggi Reins yang sedang berkumpul di dalam sana untuk membahas masalah perusahaan dan saat meeting selesai Dean keluar bersama dengan Reinaldy dari ruang Direktur utama menuju lift hendak menuju coffee shop sebelum kembali ke ruang kerja mereka masing-masing.
“Kak, sudah berapa lama Claire bekerja denganmu?”
Dean mengerutkan alisnya sambil menatap Reinaldy mendengar pertanyaan pria itu. “Kenapa memangnya? Kenapa kamu penasaran dengan sekretarisku? Aku peringatkan sama kamu Rei, jangan bermain-main dengan sekretarisku. Claire sekretaris terbaik yang pernah aku miliki. Jadi jangan melakukan sesuatu yang konyol sampai-sampai dia memutuskan mengundurkan diri. Aku pusing nanti kalau Claire mengundurkan diri.”
Sebelum bertemu dengan Claire, Dean sudah mengganti beberapa kali sekretarisnya karena orang-orang yang disodorkan HR menjadi sekretarisnya tidak kompeten. Dean bahkan stress sendiri karena sudah berganti beberapa orang tapi ia tidak menemukan orang yang mampu bekerja dengan benar sesuai ritme kerjanya hingga ia bertemu dengan Claire. Maka dari itu Dean tidak segan-segan mengapresiasi Claire dengan bonus yang besar karena kerja keras wanita itu yang berhasil membantunya hingga pekerjaannya berjalan dengan lancar.
“Aku hanya merasa mengenalnya. Dia mirip dengan teman semasa sekolahku dulu..” ucap Reinaldy dengan nada ragu.
Dean memasang wajah terkejut, “Kamu dan Claire saling mengenal?”
Reinaldy mengangguk tapi ragu, “Aku merasa Claire adalah temanku waktu sekolah dulu... Kami tidak satu angkatan. Dia juniorku dulu.”
Dean mengerutkan alisnya dalam, “Tapi Claire bilang dia baru pertama kali bertemu dengan kamu..”
“Tapi, Kak.. Nama mereka sama...”
Dean menghela nafas pendek sambil menggelengkan kepalanya pelan lalu menepuk bahu Reinaldy sambil berucap, “Mungkin perasaan kamu saja, Rei... Nama Claire memang cukup banyak digunakan. Beberapa kenalanku juga ada yang menggunakan nama Claire. Mungkin kamu salah mengenal orang, Rei...”
Dean menepuk bahu Reinaldy sebelum meninggalkan Reinaldy sendiri dan kembali masuk ke dalam ruangan. Reinaldy menatap pintu lift yang tadi dinaiki Claire. Tapi sepertinya dia tidak salah ingat....