2. Menjaga Anak Pak CEO

904 Kata
Senna duduk dihadapan Dhaffi dengan tangan sedikit gemetar. Kenzie masih di dalam gendongannya, anak itu tampak nyaman dan tidak rewel seperti sebelumnya. Sementara Dhaffi, pria itu dengan serius menatap Kenzie yang berada dipelukan gadis asing, yang bahkan selama ini tidak Dhaffi ketahui kalau dia memiliki pegawai sekucel itu. Ya, kesan pertama yang Dhaffi lihat dari Senna adalah penampilannya yang tidak secantik pegawai wanita lain di kantornya. Gadis itu tampak kucel dengan blazzer lusuh yang warnanya bahkan sudah luntur, ditambah sepatu dekil yang semakin menambah kesan tidak formal sama sekali. Sangat terlihat jelas perbedaan status sosialnya yang begitu jomplang dengan Senna. Jujur, baru kali ini Dhaffi melihat sosok seperti Senna bekerja di Perusahaannya. "Blazzermu kapan terakhir kali kamu cuci? Saya tidak mau kulit wajah anak saya iritasi karena terkena blazzer kotormu itu." Pedas. Tapi begitu Dhaffi jika menyakut kesehatan anaknya, sangat protektif. Senna tersenyum kecil. Hatinya agak sedikit tercubit mendengar kalimat Dhaffi yang merendahkannya. Tapi tidak apa, dia sudah terbiasa dihina bahkan lewat tatapan mata. "Baru dicuci kemarin kok, Pak." "Seperti tidak pernah dicuci selama satu tahun," celetuk Dhaffi membuat Senna menggeram kesal dalam hati. Alih-alih merendahkannya seperti itu, kenapa dia tidak ambil saja anak ini agar kulit wajahnya yang halus itu tidak terkena blazzernya yang tampak tidak pernah dicuci selama satu tahun?! Dhaffi terdiam lagi, mengamati penuh fokus Kenzie yang sama sekali tidak terusik di dalam dekapan orang asing. Terakhir ia melihat Kenzie setenang itu adalah satu tahun lalu, tepat di mana Kenzie lahir dan berada di dalam pelukan Bundanya untuk yang pertama dan terakhir kali. Sejak dua bulan lalu, Kenzie genap berusia satu tahun. Dan selama itu Dhaffi merawat anaknya dibantu oleh jasa babysitter yang 24jam full menjaga Kenzie. Sayangnya, hari ini babysitter yang merawat Kenzie sedang sakit. Dhaffi menyarankannya untuk isolasi diri agar Kenzie tidak tertular. Maka dari itu hari ini Dhaffi terpaksa membawa Kenzie ke kantornya. Tok! Tok! Tok Suara ketukan pintu membuat lamunan Dhaffi buyar. Seorang wanita cantik muncul dibalik pintu coklat itu, dia Sarah, Sekretaris Dhaffi. "Pak, rapat sudah siap dimulai," ucap Sarah dengan suara halusnya. Dhaffi mengangguk dan beranjak bangkit. Dia menghampiri Senna, mengulurkan kedua tangannya, meminta gadis itu untuk mengembalikan Kenzie. "Sinikan anak saya." Dengan hati-hati Senna berdiri, ia mendekat ke Dhaffi dan mengoper anak manis itu kembali kepelukan sang Papa. Sayangnya.., Kenzie menangis lagi. Dhaffi panik, tanpa aba-aba dia kembali mengoper Kenzie ke gendongan Senna. Beruntung Senna langsung sigap menerima Kenzie lagi ke dalam dekapannya. Fakta bahwa tangisan Kenzie langsung mereda saat kembali ke gendongan Senna membuat dua insan itu saling bersitatap bingung. Bukan hanya mereka berdua, Sarah yang menjadi penonton diambang pintu sana pun ikut bertanya-tanya kenapa tangisan Kenzie otomatis berhenti seakan ia berada di gendongan orang yang tepat. "Pak, ini anaknya gimana?" Senna bertanya bak orang bodoh. "Untuk hari ini, tolong jaga Kenzie untuk saya." Dhaffi melirik jam digital di pergelangan tangannya. Ia tidak ada waktu lagi, dengan cepat ia beranjak keluar dari ruangan kebesarannya. Saat langkah pria itu sudah berada di depan pintu, Dhaffi berbalik badan. Demi memastikan anaknya baik-baik saja bersama orang asing, lebih baik dia membawa Senna untuk ikut meeting bersamanya.. "Kamu ikut saya meeting. Ayo!" * * * "Si Kacung alih profesi jadi babysitter sekarang? Jagain anaknya siapa tuh dia?" Bisik-bisik gosip terdengar dari salah satu wanita yang ikut berbaur di meja meeting siang ini. Kehadiran Senna bersama seorang anak digendongannya tentu menarik perhatian para pegawai lain. Tak ayal menjadi bahan celaan dan tawaan juga bagi mereka yang tidak tahu siapa anak kecil yang berada di dalam dekapann gadis itu. "Anaknya Pak Dhaffi. Sial! hari ini gue enggak minum kopi gara-gara dia seharian di ruangannya Pak Dhaffi," sahut wanita berponi yang duduk di sebelahnya. "Ekhm!" Dhaffi berdehem, membuat dua wanita yang asik bergosip itu tertegun dan segera merapatkan mulutnya. Dhaffi berjalan dengan penuh wibawa ke depan podium. Sebelum membuka meeting, dia tatap para anggota rapat yang sudah duduk di kursinya masing-masing. Lalu tatapannya jatuh ke Senna yang duduk di sudut ruangan bersama anaknya, gadis itu tampak sedang bercanda dengan Kenzie. Tanpa sadar Dhaffi melukis senyum, hatinya terasa tentram melihat Kenzie yang tertawa lebar bersama Senna di sana. "Pak," tegur Sarah karena Dhaffi tak kunjung memulai rapatnya. Tersadar dari titik pusatnya, Dhaffi lantas berdehem dan memimpin berjalannya meeting. * * * Senna merenggangkan otot bahunya yang terasa kaku, duduk sambil memangku Kenzie selama satu jam lebih membuat badannya jadi terasa pegal-pegal. "Dia tertidur?" Dhaffi mendekat ke Senna yang sudah menunggunya di depan pintu ruang meeting. "Iya, Pak," jawab Senna berbisik. Takut suara kerasnya membangunkan Kenzie yang terlelap sejak setengah jam lalu. Dhaffi melirik jam dipergelangan tangannya. "Sudah masuk jam makan siang. Kamu boleh makan siang, Kenzie sudah tidur. Saya bisa menjaganya," ujar Dhaffi sembari mengambil Kenzie dari gendongan Senna dengan pelan. Berhasil. Kenzie masih tertidur saat pindah ke gendongan Dhaffi. Senna dan Dhaffi menghela napas lega secara bersamaan karena hal itu. "Saya boleh permisi 'kan, Pak?" tanya Senna. Dhaffi mengangguk. "Terimakasih sudah membantu saya menjaga Kenzie." Dengan tulus Senna tersenyum. "Sama-sama, Pak," jawabnya. Hampir saja Senna mengangkat tangannya, ingin mengusap rambut tebal Kenzie, tapi dia teringat dengan ucapan Dhaffi. Sepertinya Dhaffi tidak akan memperbolehkan dirinya menyentuh Kenzie dengan sesuka hati. Senna menunduk hormat sebelum melangkah pergi menjauh. Namun, baru beberapa langkah, tungkai Senna kembali berhenti saat telinganya tidak sengaja mendengar percakapan Dhaffi dengan Sekretarisnya yang membuat hati Senna berdenyut nyeri. "Tolong belikan saya tissue basah. Saya harus membersihkan tubuh Kenzie agar tidak terkontaminasi kuman darinya. Gadis itu benar-benar kotor dan menjijikkan!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN