"Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar buahnya dengan batu, tetapi tetap di balas dengan buah." Ustman Bin Affan. *** Pemuda itu melempar jasnya ke sembarang tempat, kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Lengannya bergerak naik menutupi kedua matanya yang kelelahan dan ingin terpejam kini. Napasnya menderu gusar, membuatnya kembali membuka kedua matanya. Tidak benar-benar tertidur. Apalagi setelah pertemuannya dengan Alfi membuat ia makin merasa ada jarak besar di antara ia dan sang teman. Terbukti karena Alfi seakan sudah tahu soal rencananya selama ini. Alfi hanya pura-pura tidak tahu agar tidak menyakiti Aditya. "Kau kira aku tidak tau siapa yang menyuruh beberapa orang yang mengejar aku selama ini?" Bagai disambar petir, Adit