Megan melangkah mendekat, menatap keempat pemuda di depannya yang masih membalas tatapan tidak bersahabatnya. Aditya sendiri masih berbaring di atas tanah berdebu dengan kedua tangannya yang diinjak tanpa beban. "Bangun, pak!" Aditya mendecak samar berusaha menarik kedua tangannya yang terinjak. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil. Karena rasa sakit makin terasa karena dua kaki itu makin menekan kuat tangannya. Megan langsung melompat maju dengan menenandang batang leher sosok yang menginjak tangan Aditya. Pemuda yang tidak sigap itu langsung terduduk dengan mata tidak fokus. Kemudian terjatuh kasar ke samping membuat teman-temannya jadi saling pandang. "Kau salah mencari lawan," kata salah satu dari mereka melangkah maju, meregangkan otot-otot besarnya. Kemudian berdiri berhadapan