Sadewa baru saja turun dari pesawat. Ia berjalan dengan langkah tegap dalam bandara yang ramai dengan hiruk pikuknya. Tas jinjing coklat ada di tangannya. Ia tampak keren dengan kaos biru, jaket kulit coklat dan celana putih. Ia melambaikan tangan kepada saudara kembarnya, Nakula. Keduanya berpelukan erat, melepaskan rasa rindu setelah sekian lama tidak bersua. "Sudah lama, bagaimana kabarmu?" tanya Nakula. "Lapar, Mas," jawab Sadewa membuat Nakula tertawa. Nakula merebut tas jinjing saudaranya, dengan pakaian yang kebetulan sama membuat keduanya seperti satu orang dan satu orang lagi merupakan pantulannya. Kembar identik yang telah berusia tiga puluhan ini dengan mudah menjadi pusat perhatian. Mereka terlihat seperti sepasang model pakaian. Langkah kedua pria yang masih bujang ini be