Part 03

1099 Kata
Merlin dan Moni melihat tampilan mereka di cermin dan perfect! Setelah sebulan mereka makan bersama setiap siangnya dengan Rangga, mereka akhirnya memutuskan untuk melamar Rangga. Tidak peduli mereka wanita sekalipun. Zaman sudah sama saja sekarang, wanita berhak melamar terlebih dahulu. Kalau menanti lelaki yang akan melamar tidak akan terjadi.             “Kok, gue nggak yakin bakalan diterima ya?” ucap Moni dengan merapikan rambutnya yang ia gerai dengan memberi gelombang sedikit pada rambutnya.             Merlin menggeleng, jangan berpikir buruk dulu, karena belum tentu juga mereka berdua ditolak. Bukannya PD alias percaya diri, tapi, mereka ini sangat cantik, pandai masak, dan tentunya menjadi menantu idaman dan istri idaman.             “Gue yakin kita bakalan diterima. Kita itu cantik banget tahu! Udah gitu pandai masak lagi,” ucap Merlin memuji dirinya dan Moni.             Memang benar mereka cantik dan pandai masak, tapi, nanti bagaimana tanggapan orangtua Rangga mendengar mereka berdua ingin menjadi istri Rangga dan rela dimadu. Apalagi tanggapan Rangga sendiri tentang mereka berdua, yang ingin menjadi istri pria itu. Pria yang sangat mereka cintai dari dulu.             “Lo nggak pikir ini gila, kita mau jadi istri Rangga dan mau dimadu,” ucap Moni kembali masih ragu.             “Aelah, Mon, Mon, ini itu poligami masih biasa di mata masyarakat Indonesia. Kecuali poliandri baru kita dihujat habis-habisan. Lagian kita rela jadi istri pertama dan kedua. Terserah deh, diantara kita siapa yang mau jadi istri pertama, yang penting kita dah nikah sama Rangga,” ucap Merlin tidak peduli dengan pandangan orang lain tentang mereka berdua.             Biarlah mereka berkoar sesuka hati dan ngurusin hidup orang lain, yang penting hidup dirinya dan Moni bisa menikah dengan Rangga sudah tenang dan bahagia. Tak perlu mendengar berbagai macam cibiran di luar sana.             “Benar juga, aku menerima saja nanti kalau ditolak. Kalau diterima ya, Alhamdulillah,” ucap Moni tertawa diikuti oleh Merlin yang tertawa juga.             *** Rangga Aditya menatap tidak percaya kedua gadis di depannya yang mengajak dirinya menikah, dan sudah datang ke rumahnya bagaikan melamar seorang wanita. Sialan. Dirinya bukan wanita, dirinya adalah seorang lelaki dan seharusnya ia yang melamar wanita bukan wanita yang melamar dirinya.             “Jadi, kalian ingin melamar anak saya? Saya tidak pernah mempunyai cita-cita punya menantu dua,” ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah Mama dari Rangga.             Merlin dan Moni mengangguk, dua gadis yang sedari kecil bersahabat dan memiliki janji konyol, kalau mereka akan menikah dengan satu wanita dan berbagi suami. Dan mereka menyukai dan mencintai pria yang sama yaitu, Rangga Aditya teman mereka sedari SMA dan Rangga sekarang sudah menjadi seorang pengusaha sukses.             “Iya, kami mau menikah dengan Rangga, kami mencintai anak ibu dan bapak, jadi, izinkan kami menikah dengan Rangga,” ucap Moni yang diangguki oleh Merlin.             Santi dan Herman, menatap pada anaknya yang sedari tadi diam dan tidak tahu harus mengatakan. Santi berpikir kenapa anaknya selaris ini, kemarin beberapa wanita datang melamar anaknya. Sekarang dua wanita penampilan sama, rambut sama, dan wajah hamper sama seperti adik-kakak.             “Kalian bersaudara?” tanya Herman pada akhirnya. Tidak mau anaknya menikah dengan wanita yang bersaudara.             Merlin menggeleng, “kami sahabat. Bukan bersaudara.”             Herman dan Santi mengangguk. “Kami terserah Rangga saja, karena dia yang akan menikah bukan kami,” ucap Santi menyerahkan semuanya pada anaknya.             Rangga tersenyum pada Moni dan Merlin, ternyata dirinya bisa mendapatkan keduanya. Dari masa sekolah menyukai Moni dan Merlin, sekarang dua gadis itu menatapnya dengan penuh harapan. Lelaki mana yang akan menolak, dilamar oleh dua gadis yang sangat cantik dan bisa akur nanti jadi istri pertama dan istri kedua.             Moni dan Merlin menatap Rangga penuh harap, agar pria itu menerima mereka.             “Baiklah, saya akan menerima kalian,” ucap Rangga membuat Moni dan Merlin berpelukan dan merasa senang.             Santi dan Herman menatap tidak percaya dengan jawaban yang diberikan oleh Rangga pada dua gadis itu. Santi yang semula tahu kalau anaknya tidak akan mau poligami, ternyata sulit dipercaya kalau anaknya ternyata mau memiliki istri lebih dari satu. Santi mendengkus, menyadari kalau anaknya lelaki, pasti mau memiliki istri yang cantik dan dua lagi.             “Kalian serius mau di poligami?” tanya Santi pada kedua gadis yang terlihat sangat bahagia mendengar Rangga menerima lamaran mereka.             Moni dan Merlin melihat pada Santi dan mengangguk, tentu saja mereka menerima pernikahan ini. Mereka sudah sepakat memiliki suami bersama dan rumah yang mereka tempati nanti juga bersama. Lagian tidak ada masalahnya mereka membagi suami. Seperti janji mereka dulu.             “Mencintai satu pria. Menikahi satu pria bersama. Dan tinggal bersama.”             Sekarang impian mereka berdua tercapai memiliki suami bersama dan mereka akan tinggal bersama nantinya, membina rumah tangga bertiga dan memiliki anak-anak yang lucu. Mungkin orang luaran sana mengatakan Moni dan Merlin gila, mau berbagi suami dan mau dimadu. Tapi, mereka sudah terikat oleh janji konyol mereka sendiri.             “Kami serius mau di poligami. Tapi, Rangga hanya boleh menikah dengan kami berdua. Kalau berbagi dengan wanita lain, kami tidak akan mau.”             Santi mengangguk, masih sedikit waras ternyata kedua gadis di depannya. Santi mengira kalau kedua gadis didepannya benar-benar tidak waras mau saja dimadu.             “Rangga, kamu yakin menikah dengan Moni dan Merlin?” tanya Santi pada anaknya. Manatahu anaknya berubah pikiran dan memilih salah satu diantara kedua gadis cantik ini.             “Rangga yakin Ma, karena Rangga mempunyai perasaan pada Moni dan Merlin, lagian Rangga akan menikahi salah satunya secara resmi dan satunya lagi secara sirih. Rangga akan mengurus suratnya tiga bulan setelah menikah siri dengan salah satu mereka, agar mereka tidak merasa terbebani.” Rangga melihat pada Moni dan Merlin dan melanjutkan kembali ucapannya. “Aku ingin menjaga perasaan Moni dan Merlin agar tak dicibir oleh masyarakat, walau dalam islam diperbolehkan menikahi dua orang wanita sekaligus, tiga, atau empat (Tidak wanita bersaudara kandung/sedarah), tapi, untuk melaksanakan pesta pernikahan hanya dengan satu wanita. Atau kalian ingin menikah sederhana saja?” tanya Rangga.             Moni dan Merlin saling menatap dan tersenyum. “Menikah secara sederhana saja, undang keluarga saja dan tidak perlu mengundang orang-orang khalayak umum,” jawab Merlin diangguki oleh Moni.             “Kalau begitu, kita bisa urus kedua surat nikahnya sekaligus. Papa akan mengurus kedua surat nikahnya, tidak ada pernikahan siri!” ucap Herman.             Pernikahan putranya juga tidak diumbar dan tidak mengundang orang-orang banyak. Hanya keluarga saja dan Herman bisa mengurus surat nikahnya keduanya. Setelah menikah, terserah mereka mau diumbar atau tidak. Yang pasti untuk hari pernikahan ini akan menjadi privasi keluarga mereka. Karena Herman takut peernikahannya diumbar pihak menteri agama akan membatalkan pernikahan Rangga dengan Moni dan Merlin.             Seperti kasus 2017 pernikahan lelaki menikahi 2 wanita sekaligus dibatalkan karena diumbar dan menyebarkan undangan. Herman tidak akan menyebarkan undangan pernikahan anaknya dengan dua wanita sekaligus. Pernikahan anaknya akan diadakan secara tertutup dan tidak diketahui oleh publik.             ***        
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN