Part 08

1049 Kata
Semuanya sudah siap dan besok adalah hari pernikahan, Moni, Merlin, dan Rangga yang mana Moni akanmenikah dengan Rangga pada jam delapan pagi besok pagi dan pernikahan Merlin dan Rangga akan dilaksanakan jam dua siang. Semuanya sudah diatur sedemikian rupa. Moni dan Merlin sudah berada dirumah Rangga semenjak pagi tadi, agar besok pagi mereka tidak menjemput Moni dan Merlin lagi.             Tidak ada acara pinggit antara mereka bertiga, mereka setiap hari bertemu dan membicarakan pernikahan mereka. Rangga juga sudah membeli rumah lantai tiga untuk ditempatinya dengan kedua istrinya. Rangga juga sudah menyiapkan mahar berbeda untuk Moni dan Merlin, mahar untuk Moni adalah seperangkat alat sholat dan satu buah mobil lamborgini, sedangkan mahar untuk Merlin adalah seperangkat alat sholat dan sebuah apartemen.             Kedua gadis itu menerima saja mahar yang diberikan oleh Rangga pada mereka dan tidak menolak. Namun, mereka hanya mengatakan kalau itu berlebihan dan tidak akan terpakai juga nantinya. Namun, Rangga memaksa agar kedua calon istrinya itu menerima mahar yang diberikan olehnya pada kedua gadis tersebut. Lagian, Rangga masih bisa membelikanhal lain lagi setelah mereka menikah nanti.             Memberikan sebuah mobil dan apartemen sebagai mahar bukanlah apa-apa bagi Rangga, karena baginya menikah dengan Moni dan Merlin adalah hal yang paling bahagiakan dalam hidupna. Ia akan berusaha membahagiakan kedua istrinya itu dan memberikan apa pun yang mereka minta.             “Moni, Merlin, kalian sudah makan?”             Moni dan Merlin yang sedari tadi duduk santai menatap pada Santi, atau sekarang mereka memanggilnya atas perintah Santi sendiri. Tentu saja Moni dan Merli, dengan senang hati memanggil Mama pada ibu Rangga. Mereka juga seperti memiliki keluarga baru, disayang oleh Santi dan Herman.             “Sudah Ma.”             Santi mengambil duduk di depan Moni dan Merlin, wanita paruh baya itu menatap kedua gadis yang mulai besok menjadi menantunya. Sanak saudara Santi menanyakan, kenapa Rangga menikahi dua wanita sekaligus. Mereka juga berpikir kalau Rangga menghamili kedua gadis itu, dan tentu saja Santi langsung membantah tuduhan itu.              Santi mengatakan pada sanak saudaranya, kalau kedua gadis itu yang mau di madu dan hanya mau menikah dengan Rangga. Rangga sebagai lelaki pasti tidak akan menolak dengan dua gadis cantik. Tapi, respon keluarga mereka juga masih tidak baik dan kedua calon menantunya bukan wanita baik-baik dan mau saja di madu. Padahal Moni dan Merlin adalah gadis baik-baik dan pandai memasak.             “Kalian tidak apa-apa dicap buruk oleh tante-tante Rangga?” tanya Santi melihat respon kedua gadis itu yang terlihat biasa saja, dan tak ada tersinggung sama sekali ketika banyak yang menghujat mereka dan mengatakan kalau Moni dan Merlin bukan wanita baik-baik.             “Terserah mereka mau berbicara apa. Lagian mereka tidak akan mengatakan juga pada public pernikahan ini. Dan mengundang masyarakat untuk menghujat dan membatalkan pernikahan ini,” ucap Moni.             “Iya, mereka tidak akan mengatakan pada orang lain tentang pernikahan ini. Bagi mereka ini adalah aib,” timpal Merlin dan tersenyum manis.             Santi menggeleng, ini bukan pernikahan aib. Dalam agama islam dibolehkan lelaki menikahi dua gadis sekaligus asalkan jangan gadis bersaudara. Tapi, karena masyarakat suka sekali menghujat dan mereka tidak memandang diri mereka sendiri. Bisa saja suami mereka selingkuh di belakang mereka dan mempunyai anak lain. Sedangkan mereka dengan asik mengomentari hidup orang lain.             “Ini bukan aib, kalau Rangga seorang perempuan dan ingin memiliki suami dua baru aib. Karena dalam islam pernikahan poliandri itu adalah dosa, sedangkan lelaki berpoligami tidak mendapatkan dosa asalkan wanita mau di madu dan lelaki sanggup membiayai istri-istrinya tersebut.” Santi tertawa pelan, karena Rangga lebih dari kata sanggup membiayai Moni dan Merlin nantinya.             Tapi, Santi tak akan mau Rangga menikah untuk yang ketiga kalinya dan kedua calon istri Rangga juga tak mau kalau Rangga akan menikah untuk ketiga kalinya nanti. Santi tidak meyangka, kalau mereka memiliki janji konyol dan sekarang menjadi kenyataan. Santi mengira kalau Moni dan Merlin berbohong, tapi, setelah mengobrol dengan Maryam—ibu panti tempat tinggal Moni dan Merlin, mengatakan itu benar.             Santi sempat tertawa mendengarnya, dan mengutuk anaknya yang beruntung dicintai oleh dua gadis cantik dan pandai masak. Santi sempat berpikir, dulu dirinya tidak pernah mengidam aneh-aneh sehingga anaknya menikah dengan dua orang gadis sekaligus.                         “Tapi, di luar negeri banyak orang menikah dengan dua lelaki sekaligus,” ucap Merlin.             “Itu di luar negeri sayang, kalau di Indonesia bakalan jadi kontroversi,” ujar Santi dan memakan kue di atas meja yang dibuat oleh Moni dan Merlin.             Santi mengakui kepiawan Moni dan Merlin dalam memasak. Masakan mereka sangat enak dan lezat, Santi saja sampai menambah memakan masakan Moni dan Merlin. Berharap setiap hari Santi merasakan masakan kedua calon menantunya itu.             “Mama, Moni dan Merlin harus istirahat, besok pagi acara pernikahan dan mereka tidak boleh kelelahan.”             Santi cemberut mendengar ucapan Rangga, padahal acara besok pagi tidak meriah sekali. setelah menikahkan Moni dan Rangga paginya, mereka makan-makan dan siangnya menikahkan Rangga dan Merlin, dan dilanjutkan makan-makan lagi.             Jadi, mereka tidak perlu beristirahat sesenja ini. Bilang saja anaknya ini ingin malam pertama nantinya, tapi, Moni yang akan mendapatkan giliran malam pertama. Sedangkan Merlin malam berikutnya, dan Rangga tidak usah membawa Merlin. Biarlah Merlin di sini menemani Santi mengobrol.             “Kamu pergi saja tidur sendiri. Jangan ajak-ajak Moni dan Merlin, kalian belum muhrim!”             Rangga mendesah kasar mendengar ucapa Mamanya. “Kami nggak akan tidur bersama Ma! Moni dan Merlin punya kamar sendiri, kenapa juga Rangga tidur bersama mereka,” Rangga mengambil duduk di samping Mamanya dan mengambil kue buatan Moni dan Merlin.             “Kamu itu lelaki, nanti malah nyasar ke kamar Moni dan Merlin, lalu maksa mereka berhubungan intim!” tuduh Santi membuat Rangga semakin kagum dengan pemikiran nyeleneng Mamanya.             “Mama, kalau Rangga pria seperti itu, Rangga udah dari dulu nidurin wanita-wanita yang nyodorin tubuh mereka sama Rangga,” ucap Rangga dan tersenyum mania pada kedua calon istrinya.             Moni dan Merlin mengangguk setuju, karena mereka selalu mencari informasi tentang Rangga. Dan selama ini mereka belum pernah mendengar Rangga berdekatan dengan wanita manapun apalagi melakukan ONS. Rangga memang laki baik-baik, dan tidak pernah macam-macam, makanya Moni dan Merlin semakin mencintai Rangga.             “Kalian jangan dengarkan Rangga, bisa jadi dia hanya mau memuji dirinya sendiri,” ucap Santi ingi menjelekkan anaknya dihadapan kedua calon menantunya.             Rangga mendengkus, kenapa Mamanya sekarang sangat menyebalkan. Selalu menjelekkan dirinya di depan Moni dan Merlin. Padahal dirinya lelaki baik dan tidak pernah macam-macam.             “Merlin, Moni, kalian pergi tidur, jangan dengarkan Mama,” ucap Rangga dan diangguki oleh Moni dan Merlin.             ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN