Ren menatap rumahnya yang temaram. Setelah pembicaraannya dengan Ratih sore tadi di telepon membuatnya ingin segera pulang untuk memeriksa kondisi Arumi yang telah mengiyakan untuk hadir diacara pernikahan Ino. Masih terbayang di ingatan nya ketika ia bertepuk tangan sekuat mungkin untuk Ratih ketika ibu sambungnya berhasil membujuk Arumi untuk hadir di acara pernikahan Ino. Pantas saja Saputra–sang ayah begitu bertekuk lutut tak berdaya di bawah kaki sang ibu sambung. Ia merasa salut dengan strategi Ratih mengajak Karina untuk membujuk Arumi, perempuan itu benar-benar cerdas untuk mencuci tangannya sendiri. “Mami seharusnya aku berikan jabatan di perusahaan perkebunan. Sesekali kita lihat kemampuan mami untuk mengelola perusahaan, aku yakin Mami bisa mengembangkan usaha ini dibandin