Satu minggu sudah aku berada di rumah, segala bujuk dan rayuanku tidak ada yang berhasil. Ayah tetap tidak mau dioperasi dan terus berpura-pura sehat. Iya, hanya berpura-pura, karena aku tahu betul beliau sering terlihat menahan diri dari kesakitan yang mendera. Untungnya, Ayah tidak rewel perihal obat. Beliau selalu teratur minum obat, bahkan sebelum diingatkan sekalipun.
Karena cutiku sudah selesai, aku berniat berangkat Jakarta besok pagi. Aku sudah memutuskan untuk resign saja karena kondisi Ayah semakin memprihatinkan. Aku akan sangat menyesal kalau sampai terjadi apa-apa dengan Ayah sementara aku tidak ada di rumah.
Prosedur resign itu cukup panjang, terlebih lagi aku adalah ketua divisi. Aku sudah memperkirakan, paling cepat dua sampai tiga minggu lagi aku baru bisa kembali pula
