17. Jogja 3

1716 Kata

“Mbak, Ayah enggak mungkin nanya macem-macem, kan, ya?” tanyaku pada Mbak Via yang saat ini sedang membantu menuangkan masakan yang dibeli Ibu dari warung ke dalam mangkuk dan piring-piring. Ibu sendiri saat ini masih di kamar, entah sedang apa. Jadi, ternyata Ayah sedang sakit sejak kemarin. Beliau bohong mengatakan kalau sedang di sekolah dan akan pulang cepat. Beliau sengaja membohongiku karena tidak ingin aku khawatir dan tetap konsentrasi bekerja. “Kamu kan kenal Ayah, Rin. Kapan Ayah suka macem-macem?” “Itu kan di mata Mbak Via. Di mataku agak beda dikit.” “Ya kamu soalnya suka berontak!” Aku meringis. “Ya lagian, Ayah maksa banget dulu.” “Aman, tenang aja. Ayah itu orangnya tahu posisi, enggak sembarangan.” Sebenarnya aku tahu ini, tetapi tetap saja aku tidak tenang mel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN