Li Xian dan Chyou menyusuri sepanjang jalan di perbatasan itu, namun karena tak kunjung menemukan penginapan lain akhirnya dua pemuda itu memilih untuk kembali masuk ke tengah hutan dan bermalam di sana, untungnya hujan sudah reda tinggal rintik-rintik gerimis saja yang tersisa, daun-daun hutan yang tumbuh lebat dan menjulang tinggi cukup cukup untuk memayungi mereka agar tak semakin basah kuyup lagi. Kendati tubuhnya mulai menggigil namun itu bukan masalah besar baginya, pengalaman ini, bukan hal yang baru bagi Li Xian, dahulu ia sudah beberapa kali mengalami pengalaman yang bahkan jauh lebih ekstrim dari hari ini.
Malam sudah semakin larut, Chyou sedang membolak-balik kayu di api unggun di depannya ketika tiba tiba terdengar derap kaki kuda dan langkah kaki manusia dari kejauhan, Li Xian dan Chyou membatu sesaat sembari coba mendengarkan sumber suara tersebut, jelas itu bukan hanya satu atau dua suara, suara yang ditimbulkan sangat ramai.
Nampaknya gerombolan orang yang lewat.” bisik Chyou yang di jawab dengan anggukan oleh Li Xian.
Makin lama suara keramaian itu makin mendekat, meskipun tak tahu siapakah gerombolan itu namun dengan refleks Li Xian buru-buru mematikan api unggun yang baru saja berhasil menyala itu.
Setelah semakin dekat barulah terlihat sumber suara itu,empat ekor kuda yang ditunggangi pria-pria bertubuh kekar berjalan di depan, sementara di belakangnya ada belasan wanita berjalan beriringan kebelakang dengan tangan saling terikat menggunakan tali yang terhubung satu sama lain, di barisan paling belakang belasan pria berbadan besar dengan muka garang mengikuti dengan menunggangi kuda, mirip seperti sebuah iring-iringan parade, masing-masing dari mereka masing-masing membawa senjata.
Li Xian dan Chyou memperhatikan dengan seksama, gadis-gadis itu nampak sangat lusuh dan ditambah lagi pakaian mereka basah kuyup, nampaknya karena guyuran hujan deras barusan. Ekspresi gadis-gadis itu jelas menunjukkan ketakutan, namun tak ada suara tangis ataupun obrolan barang sepatah katapun. yang terdengar hanya suara derap kaki dan teriakan-teriakan pria kekar di belakang dengan suara yang memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.
Saat mereka semakin dekat semakin terlihat kalau sekujur badan gadis-gadis itu dipenuhi luka, mirip dengan luka sabetan dan wajah mereka dipenuhi lebam, saat itu tiba-tiba saja salah seorang gadis yang berjalan di tengah terjatuh dan membuat gadis-gadis lain yang ada di belakangnya ikut terjatuh juga bertubrukan satu sama lain seperti kartu domino, nampaknya ia terpeleset karena kondisi jalanan hutan yang berlumpur itu menjadi sangat licin setelah hujan deras yang barusan mengguyur, seketika sebuah pecut melayang tanpa ampun ke tubuh gadis-gadis itu.
Plak! Plak! Pecut diayunkan bertubi-tubi tanpa ampun.
“Bangun! Bangun! Cepat jalan! Jangan malas!!” teriak lelaki yang memegang cambuk di tangannya dengan suara kencang.
Plak! Plak! Plak! Suara cambuk yang mendarat di tubuh gadis-gadis itu seperti petir menggelegar membelah keheningan malam. Gadis-gadis itu buru-buru berusaha berdiri kembali, tak ada tangisan, mereka hanya meringis menahan sakit sambil menggigit bibir mereka, karena sekali terdengar suara tangisan atau rintihan, cambuk itu akan segera mendarat kembali ke tubuh mereka.
Li Xian mengepalkan tangannya kuat-kuat, ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya, rasanya dengan seketika darah naik ke ubun-ubunnya.
Dasar b*****h!
Ia baru saja maju selangkah bersiap untuk merangsak ke depan, ketika ia tak sengaja menginjak sebuah ranting yang ada di tanah, menimbulkan suara gemertak.
“Siapa disana?!” Seru salah seorang anggota rombongan yang mendengar suara barusan, yang lain yang tanpa dikomando segera awas memasang mata dan telinga mereka, seorang pria bertubuh tambun turun dari kudanya, lantas ia berjalan mondar mandir ke sekeliling mengawasi keadaan sekitar sementara para pria yang ada di atas kuda sudah siap siaga dengan senjata mereka, pria tambun itu kemudian berjalan menerobos tepi jalan yang dipenuhi dengan semak-semak dan pepohonan, dengan brutal menyabetkan pedangnya ke semak-semak yang menghalangi pandangannya, ia berhenti sesaat mengamati sekeliling dan untungnya ia tak menyadari bekas api unggun yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.
****
Setelah beberapa saat berkeliling pria berbadan tambun itu berbalik kembali ke rombongannya meninggalkan ranting-ranting yang patah hasil dari sabetan pedangnya yang membabi buta “Aman, tak ada siapa-siapa bos, tadi mungkin hanya suara angin.”
“Oke! Ayo kita lanjutkan perjalanan.” Ia kemudian bergegas menunggangi kudanya dan rombongan itu kembali melanjutkan perjalanannya.
Di sisi lain Li Xian dan Chyou sedang tiarap di balik rerumputan setinggi lutut yang untungnya cukup lebat untuk menyembunyikan dua pemuda itu sehingga tak mudah terlihat, Li Xian sudah terbakar amarah dan dalam mode siap bertarung Ia menarik napas dalam-dalam sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat, namun untungnya tangannya dicengkram erat oleh Chyou.
“Berandalan-berandalan itu mereka sungguh keterlaluan.” Kata Li Xian setelah rombongan tadi berjalan menjauh, ia kemudian terdiam sesaat, “Untung kau menarikku kalau tidak aku sudah merangsak ke arah mereka, Chyou ayo kita selidiki dulu apa yang mereka mau lakukan dengan gadis-gadis itu.” Kata Li Xian dengan berapi-api.
“Baik pangeran.”
*****
Rombongan itu berjalan menyusuri jalan setapak yang ada di antara rerimbunan hutan, sekali ada yang berjalan melambat, cambuk akan langsung melayang mendarat di tubuh gadis-gadis itu. Li Xian dan Chyou diam-diam mengikuti di belakang sambil terus menjaga jarak. Setelah keluar dari jalanan hutan mereka berbelok ke arah perempatan yang terletak di ujung jalan.
Jalan ini… bukankah jalan sama yang kulalui tadi…
Tunggu dulu jangan-jangan mereka…Li Xian sudah mulai menebak-nebak kemana arah perginya rombongan itu, dan benar saja dugaannya, rombongan itu berhenti tepat di depan penginapan yang belum lama ini mereka datangi, penginapan yang baru saja ‘mendepak’ dirinya.
Para gadis-gadis itu kemudian dibawa masuk ke dalam oleh beberapa orang sementara sisanya mondar mandir di sekitar penginapan untuk berjaga, masing-masing dari mereka ada yang membawa pedang sementara beberapa yang lain membawa busur panah yang melintang di punggungnya beserta anak panah di pinggangnya.
“Huh sudah kuduga sejak awal kalau penginapan itu memang aneh, pantas saja mereka menolak kita mentah-mentah, sekarang kita sudah tahu tamu seperti apa yang mereka terima.” bisik Li Xian sembari matanya terus awas memperhatikan penginapan itu.
“Apa yang mau mereka lakukan di penginapan-penginapan itu…”Chyou menggumam pada dirinya sendiri.
Li Xian dan Chyou berjalan mengendap-ngendap semakin mendekati penginapan itu, di samping penginapan terdapat sebuah pohon pinus yang nampaknya sudah berusia puluhan tahun dengan ranting-ranting besarnya dan daunnya yang rimbun, cocok untuk dijadikan pijakan, dengan menggunakan kemampuan qinggong-nya mereka naik ke dahan pohon , mencari pijakan lalu kemudian mendarat di salah satu atap penginapan, mulus tanpa menimbulkan suara yang bisa menarik perhatian.
Li Xian dan Chyou lalu berjalan menyusuri sepanjang atap penginapan, tak disangka meski nampak kecil jika dilihat dari depan namun ternyata penginapan itu cukup luas dengan ruangan-ruangan besar yang memanjang kebelakang. Mereka berjalan perlahan sembari memasang telinga di setiap atap ruangan yang mereka lewati. Langkah Li Xian mendadak terhenti ketika mendengar suara berisik di ruangan yang tepat berada di bawah pijakannya, Chyou berjongkok dan kemudian dengan hati-hati mengangkat sebuah genting untuk mengintip apa yang ada di dalam ruangan tersebut.
Sekali lagi keduanya terperanjat, di dalam ruangan yang cukup luas itu itu terdapat sel sel besi persegi dengan panjang sekitar enam chi, namun bukan itu saja, hal yang paling membuatnya terkejut bukanlah sel-sel itu namun apa yang ada di dalamnya, setiap sel-sel besi itu dipenuhi dengan gadis-gadis muda dengan tangan terikat dan berdiri saling berdesakan, gadis-gadis yang tadi mereka lihat di jalan tadi belumlah semuanya, melainkan hanya sebagian kecil jika dibanding gadis-gadis yang ada di dalam sel besi itu.
Sepuluh…dua puluh..tiga puluh…empat puluh....di dalam hati Chyou menghitung jumlah orang yang ada di dalam sel itu.
Hampir lima puluh orang!
Apa yang mereka lakukan dengan gadis-gadis itu?
Tiba-tiba….
“Ada penyusup!”. Saat Li Xian sedang fokus mengamati kondisi di bawah tak sengaja tatapan matanya bertemu dengan salah seorang penjaga yang langsung berteriak.
Spontan para penjaga itu menghujani sosok dua pria di atap dengan panah, menembak bertubi-tubi menimbulkan kegaduhan yang tiba-tiba.
Dengan gerakan mirip angin beliung keduanya melompat kesana kemari menghindar dengan sangat lihai, berputar putar dengan ringan seperti angin sambil tangannya menggunakan pedang untuk menghalau gelombang panah yang terus berdatangan dan siap menghujam ke tubuh kapanpun. Gerakan ini —Juanfeng— adalah sebuah gerakan yang Li Xian dan Chyou pelajari dari seorang pendekar saat perjalanan mereka menjelajahi Jianghu beberapa tahun lalu, butuh waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya mereka benar-benar bisa menguasainya, dan untungnya kemampuan itu sangat berguna untuk menghadapi saat-saat seperti ini.
Setelah berhasil menghalau panah-panah itu Li Xian dan Chyou lekas berlari melesat masuk kedalam hutan, menjauh dari penginapan untuk menghindari kejaran para penjaga. Setelah dirasa cukup jauh mereka pun berhenti mencoba mencerna apa yang baru saja mereka saksikan.
“Apa yang mau mereka lakukan gadis-gadis di penginapan itu, mengurung mereka di sel-sel sempit sampai berdesakan” Chyou berbicara dengan napas terengah-engah, ia benar-benar tak habis pikir. “jangan-jangan para gadis itu akan dijual ke rumah bordil atau dijadikan budak.” Katanya mengutarakan apa yang ada di pikirannya sedari tadi, “Gerak gerik mereka sangat mencurigakan.”
“Entahlah, sekarang kita hanya bisa menebak-nebak, yang jelas apa yang mereka lakukan tidak beres, kita harus kembali kesana, “ ia baru akan berbalik kemudian ia berhenti dan terdiam beberapa saat, ”Tapi sepertinya akan sulit kalau kita kembali sekarang, pasti mereka sedang meningkatkan penjagaanya, Chyou menurutmu bagaimana kalau kita tunggu saja sampai dini hari nanti.”
“Aku setuju Pangeran.”
*****
Setelah menunggu beberapa saat mereka pun kembali ke penginapan tadi, kali ini mereka mengendap-ngendap menuju ke bagian belakang penginapan di mana para gadis-gadis tadi dikurung, lebih mudah bagi Li Xian dan Chyou untuk berjalan ke bagian belakang penginapan tanpa harus melewati atap seperti yang tadi mereka lakukan. Suasana di sekitar penginapan sangat sunyi kontras dengan suasana tadi, para pria kekar yang tadi berjaga di penginapan sudah tak nampak batang hidungnya, kuda-kuda pun sudah tak nampak di halaman penginapan tersebut.
Jangan-Jangan….Li Xian merasakan ada sesuatu yang salah, ia mempercepat langkahnya, Mereka mengintip melalui celah-celah kecil di antara tembok kayu penginapan
Kosong.
Tak ada seorangpun di ruangan itu.
Gadis-gadis di dalam sel itu sudah tak ada di situ.
“Oh tidak! Kita terlambat!” Seru Li Xian sambil memukul dinding penginapan.
“Bagaimana kalo kita laporkan ke pihak berwenang saja pangeran?” usul Chyou.
“Kita tak punya bukti, mereka sungguh berhati-hati sekali, menyadari ada yang memata-matai mereka mereka secepat kilat memindahkan gadis-gadis itu.” Li Xian masih menyesali keterlambatannya.
“Dari gerak-gerik mereka aku yakin mereka pasti bukan komplotan sembarangan.” Kata Chyou menimpali.
Berniat untuk mencoba mencari bukti lain yang mungkin tersisa mereka pun memutuskan untuk menyelidiki lebih lagi mengenai penginapan itu, Tempat ini sekarang sangat sepi tak ada satu orang pun yang terlihat maupun berjaga, benar-benar kontras dengan suasana sebelumnya. Kehebohan yang mereka timbulkan tadi nampaknya membuat musuh awas dan dengan segera memindahkan semua barang bukti. Li Xian dan Chyou masuk ke dalam, menyusuri ruang-ruang belakang, penginapan itu.
“Sekarang benar-benar tak ada apa-apa lagi di sini, ini hanyalah cangkang kosong.”
Li Xian dan Chyou terus menyusuri ruangan-ruangan di dalam gedung itu, hingga akhirnya mereka berada di ruangan yang berukuran sangat luas, ruangan itu lebih mirip seperti gudang penyimpanan, ukurannya jauh lebih besar dari ruangan-ruangan lain yang sudah mereka masuki sebelumnya, atapnya pun menjulang lebih tinggi, ruangan ini terletak di bagian paling belakang penginapan.
“Sepertinya sebelumnya ada peti-peti kemas di sini,” Ujar Chyou, saat melihat sisa serbuk hitam yang berserakan di lantai dan jejak jejak berbentuk kotak-kotak, nampaknya sebelumnya ada kotak-kotak kayu yang diletakkan berjajar di ruangan itu, sambil berjongkok ia mengambil sedikit sisa-sisa serbuk hitam di lantai, menggosokkannya di jarinya untuk mengecek teksturnya dan kemudian mencium baunya, hal yang sama juga dilakukan oleh Li Xian.
“Bubuk mesiu!!!” seru Chyou dan Li Xian hampir bersamaan.
Serbuk mesiu adalah serbuk yang digunakan sebagai bahan pembuat peledak maupun senjata yang digunakan oleh militer saat berperang, tak sembarang orang atau kelompok bisa menyimpan dan memilikinya, hanya bagian militer saja yang memilikinya, pendistribusian dan penggunaanya pun sangat diawasi dengan ketat oleh kerajaan di bawah kementerian, namun sekarang, sisa serbuk mesiu itu berada di sebuah penginapan terpencil yang jauh dari kota, tempat yang jelas-jelas bukanlah gudang penyimpanan milik militer. Melihat dari jejak-jejak sisa tumpukan yang ada di lantai dan pinggiran tembok Li Xian menyadari kalau mesiu yang baru saja ada di tempat ini jumlahnya tidak main-main. Li Xian semakin yakin bahwa ada yang tidak beres dengan komplotan ini.
Belum habis rasa terkejut mereka, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki berjalan mendekat suara itu kedengarannya berasal dari luar bangunan. Jarak Chyou dan Li Xian saat ini cukup jauh dari pintu keluar tak ada kesempatan untuk kabur, mereka hanya punya satu pilihan. Melawan. Namun tiba-tiba mata Li Xian tertuju pada sebuah ruangan gelap kecil mirip gudang yang berada tak jauh dari tempat mereka berada. Li Xian dan Chyou buru-buru masuk ke sana. Di balik suasana gelap itu, Li Xian melihat bahwa bukan hanya dirinya dan Chyou yang saat ini berada di dalam ruangan sempit itu, meskipun tak jelas namun dari pantulan sinar bulan yang menyusup melalui celah-celah kayu terlihat bahwa sosok itu adalah seorang Wanita!