NANA 15 : Tangisan Nana dan Gina

1457 Kata

Setelah beberapa hari menghabiskan waktu untuk berlibur di luar kota, kami semua kembali ke Jakarta. Kepulangan kami ke Jakarta disambut hujan deras dan halilintar yang menggaung dengan sangat kencangnya. Sesampainya di rumah, Ibu meminta Yasa dan Raditya untuk mampir sejenak. Hujan masih sangat deras mengguyur. Ibu bilang, secangkir teh hangat bisa menghangatkan badan sembari menunggu hujan reda. Gina sudah lebih dulu naik ke lantai atas. “Diminum dulu, Yas,” ucap Ibu saat Endah datang dengan beberapa cangkir teh manis hangat di sebuah nampan. “Mau mandi dulu?” “Nanti aja, Bu. Di rumah,” sahut Radit. “Kalian nggak mau nginap aja?” tanya Ibu. Ibu menilik ke arah jam dinding yang menunjuk angka hampir dua belas. “Udah malam banget. Hujannya juga masih deras.” “Kami kan ada di dalam mo

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN