Bab 5. Kekacauan

1007 Kata
"Apa-apaan ini?!" ujar Leo dengan suara lantang. Pria itu segera menghampiri saudaranya yang tengah memberitahu kabar bahagianya. Leo menatap Mita dengan serius, seperti tengah meminta penjelasan, tapi wanita itu malah memalingkan wajahnya. "Apa maksudmu bersama kak Regan, Mita. Kalian tidak mungkin bersama. Kita bahkan baru putus beberapa minggu lalu. Jelaskan, kalau yang dia bicarakan omong kosong!" lanjut Leo dengan serius. Seulas senyuman disertai seringai aneh, segera muncul menghiasi wajah Regan tanpa diketahui siapapun. Tidak bertahan lama, sebab pria itu segera merubah wajahnya menjadi datar kembali. Menatap istrinya kemudian menatap kedua bola matanya. "Apa kamu mengenal adikku, Sayang?" Mita meneguk ludahnya kasar, menatap sekilas Leo yang menantikan jawabannya. Kemudian teringat perbuatan pria itu yang tak hanya berkhianat, tapi juga menghinanya habis-habisan. Sesuatu dalam diri Mita seperti sedang meledak. "Apa maksudmu suamiku, jadi dia adalah adikmu?" jawab Mita dengan lembut, namun bukan hanya itu. Dia memberanikan mengusap wajah suaminya, sebelum kemudian bersandar dengan manja di dad* bidang suaminya. "Wajahnya memang tidak asing, sepertinya kami memang pernah bertemu. Hm, mungkin berpapasan di tempat umum, tapi maaf Aku baru tahu dia adikmu," lanjut Mita langsung membuat Leo muram. Nafasnya menggebu, seolah dipicu oleh darahnya yang mendidih. "Tidak! Kau adalah kekasihku, Mita. Jujurlah dan katakan yang sebenarnya. Kau tidak bersama dia, dan tidak mengandung anaknya!" "Honey Kamu percaya sama Aku kan?" Tiba-tiba Mita menangkup pipi Regan lalu menatapnya lekat. "Tolong katakan pada adikmu supaya tidak bicara seperti itu, Aku tak mau orang-orang yang ada di sini berpikiran buruk terhadapku!" Regan mengangguk kepalanya, kemudian menghadap hadirin dan menatap serius orang tuanya. "Cukup! Aku dan istriku sebenarnya tidak suka kemari, Aku tidak suka berbaik hati pada ibu tiriku. Dia sudah membuat ibu kandungku menderita, tapi sekarang putranya bahkan terang-terangan menghina istriku!" "Adikmu tidak bermaksud seperti itu, Nak. Lagipula pernikahanmu dan wanita itu juga tidak jelas. Mungkin saj--" "Mungkin apa, Pa?!" sarkas Regan memotong ucapan ayahnya. "Tidak ada yang mungkin saja atau terjadi secara kebetulan. Mita dan Aku menikah dengan sangat jelas. Kami hanya menutupinya karena Aku tidak mau mengganggu kuliahnya. Ah, memang Mita masih sangat muda, tapi Kami sangat mencintai." Regan menghadap Mita sejenak, mengusap bahunya seolah mempertunjukkan hubungan yang manis dan serius pada banyak orang. "Aku tidak percaya keputusanku datang kemari, melawan egoku hanya demi menghormati Papa, tapi malah mendapatkan hal seperti ini!" ujar Regan yang akhirnya meraih pergelangan tangan Mita, kemudian menariknya pergi. Brugh! "Lepaskan!" teriak Mita dengan spontan saat pergelangan tangannya yang lain ditahan oleh Leo. "Brengs*k!" umpat Regan gusar. Pria itu tak diam saja, segera setelahnya menghantam wajah Leo. Mereka baku hantam, berkelahi tanpa ada yang mau mengalah. Membuat beberapa orang histeris karena terkejut. Bugh-bugh!! Blam! Regan terdorong mundur, tapi sebenarnya dia bisa bertahan. Leo cuma anak ingusan yang bukan apa-apa untuknya. Regan sengaja melakukannya supaya bisa merusak monumen paling penting di acara itu. Apalagi jika bukan kue ulang tahun ibu tirinya. Brak! "Regan, Leo, berhenti!! Jangan melakukan kekacauan di hari spesial ibu kalian!!" peringat ayah mereka kembali. Tak ada yang perduli atau bahkan mendengar ucapan pria tua itu, keduanya terus memukul dan bahkan tak perduli jika mereka menjadi tontonan. Barulah kemudiaan berhenti setelah petugas keamanan datang dan melerai keduanya. "Kalian benar-benar kekanakan, cuma karena masalah sepele. Membuat malu saja!" gusar pria paruh baya dengan kecewa. Namun, Regan justru merasa puas dan tak menyesal. Itu masih belum seberapa, hari ini masih hari ulang tahun yang hancur, lain waktu pada mendapatkan, Regan bersumpah pada dirinya sendiri untuk menghancurkan hidup ibu tirinya beserta anaknya Leo. ***** "Dua hari lalu, Kamu baru saja dipukul kakakku karena menghamili Aku sebelum menikah. Lukanya bukan hanya belum sembuh, tapi sekarang Kamu menambahnya. Apa itu tidak sakit?" tanya Mita terlihat polos. Hanya wajahnya yang polos, sebenarnya diapun yakin itu sakit, sebab Mita berkata demikian sengaja untuk mengejek. "Kau meremehkan Aku?!" jawab Regan sarkas. "Ini hanya luka kecil, dan Aku bahkan masih sanggup menidurimu!" lanjut Regan dengan frontal. "Brengs*k!! Dasar mes*m!" umat Mita spontan. "Apa salahnya dengan hal itu, Aku suamimu dan Kau istriku. Mes*m adalah hal terpenting diantara Kita. Bersiaplah, karena besok setelah pemeriksaan ke dokter, Aku tidak akan membiarkanmu lepas," ujar Regan, sengaja untuk menggoda Mita. Entahlah apa yang dipikirkan olehnya, tapi sepertinya dia merasa senang saat melakukannya. "Hum, Kamu terlalu percaya diri! Sekalipun bisa, Kamu tidak akan puas suamiku, Kamu harus tetap menahan diri, karena wanita hamil muda itu rawan kecelakaan!" jelas Mita percaya diri. Sebelumnya dia memang tidak pengetahuan apapun soal kehamilan, tapi saat kakak iparnya hamil Mita kerap kali menemaninya ke dokter kandungan. Itulah mengapa Mita menjadi sedih tahu sekarang. "Kalau begitu terpaksa Kita melakukan cara lain," ungkap Regan menyeringai. Membuat Mita sedikit syok dan menjadi waspada. "Apa maksudmu, jangan aneh-aneh, Aku sedang hamil!" Dengan santainya Regan merangkul Mita. "Kau sudah pernah pacaran, Aku yakin Kamu tidak sepolos itu Mita!" Mita menggelengkan kepala. "Ya, Aku memang sempat mempunyai pacar, tapi sekarang sudah putus, dan Kamu tahu kenapa? Itu karena Aku terlalu bersikeras menjaga kehormatanku!" "Lalu dengan gampangnya memberikannya padaku?!" sarkas Regan membuat Mita bungkam untuk sesaat. "Jangan bilang itu karena kau mencintaiku?!" Tidak. Mita memang tidak mencintai Regan, tapi hancurnya cintanya pada adik lelaki itu membuatnya tidak waras. Tanpa berpikir panjang menjebak Regan, hanya untuk dendam. "Ya, Aku memang mencintaimu," jawab Mita sambil tersenyum hambar. "Penipu, jangan membohongiku. Kau sangat berbeda saat sebelum dan sesudah menikah denganku. Aku yakin bukan itu alasannya, tapi hal lain," ujar Regan serius. Namun pria itu bukan hanya yakin, dia benar-benar mengetahui motif Mita setelah mendapatkan laporan dari kepercayaannya. Putus tiba-tiba, membuat Regan percaya kalau Leo sudah melakukan hal yang salah, dan menghancurkan hati Mita. "Berbeda darimana? Maksudmu dari miskin menjadi kaya?!" ceplos Mita secara sembarang. Dia sebenarnya gugup, tapi menutupinya. Sementara itu, Regan menjadi gemas sendiri dengan ucapan Mita yang tidak terduga olehnya. "Kebenarannya memang seperti itu. Kau memang menjadi kaya dengan menjadi istriku! Mirip seperti tokoh Cinderella," jawab Regan. "Kalau begitu, mulai sekarang berhati-hatilah. Artinya Aku menikah cuma demi uangmu saja," jawab Mita asal. Jawaban yang tidak terpikirkan oleh Regan. Wanita itu terang-terangan dan acuh tak acuh. Namun hal itulah yang justru membuat Regan mulai tertarik tanpa sadar. "Uangku tidak akan habis, jadi berusahalah!" ***** .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN