Sky Great Apartemen, Jakarta – Indonesia
10.23 am
________
Kim Seo Hyung mendesah panjang sambil menatap pemandangan kota yang padat dari ketinggian dua puluh tiga lantai. Belum 24 jam berada di tempat ini dan Kim Soe Hyung sudah merasa bosan.
Berdiam diri tanpa berbuat apa-apa bukanlah kebiasaan seorang Kim Seo Hyung. Ia terbiasa dengan rutinitas padat sampai tak ada waktu untuk beristirahat.
Setelah membersihkan ruangan apartemen milik wanita yang telah menolongnya, Kim Seo Hyung tak tahu lagi harus berbuat apa.
Bunyi bel yang menggema hingga ke teras rumah membuat Kim Soe Hyung memutar wajah. Ia mengerutkan dahi sambil menoleh pada pintu rumah yang masih terkunci.
Tidak mungkin itu Jeselyn sebab ini masih terlalu pagi. Kim Seo Hyung ingat betul jika Jeselyn mengatakan bahwa ia akan kembali di malam hari. Dan lagi, jika itu Jeselyn sudah pasti dia tidak akan membunyikan bel rumah. Ia pasti akan langsung masuk.
‘Apa ... itu pria yang dikatakan Jessy?’ batin Seo Hyung.
Dengan kening yang mengerut bingung, Kim Seo Hyung lalu memutar tubuh dan mulai mengambil langkah menghampiri pintu. Sambil terus bertanya dalam hati siapa sekiranya yang datang ke apartemen ini.
Tangan Seo Hyung memanjang lalu menekan gagang pintu kemudian menariknya. Seketika muncul presensi seorang gadis berdiri tepat di depan pintu. Seo Hyung menatapnya dengan dahi yang terlipat.
Sementara gadis di depannya tampak termangu-mangu. Demi apa, ia seperti melihat cahaya yang memancar dari wajah pria itu dan sempat memburamkan pandangannya selama beberapa detik dan kini ia benar-benar melihatnya.
‘Maa syaa Allah ... ini orang apa malaikat?’ batin gadis itu.
“Sorry, Ms. Jessy on her office. She will be back tonight. Can I help you?”
‘Apa ... dia pacar mbak Jessy ya?’ Gadis itu masih bermonolog di dalam hatinya.
“Hello?”
Kening Seo Hyung melengkung ke tengah dan ia benar-benar bingung dengan gadis di depannya.
Tampak gadis tersebut mengerjapkan kedua mata lalu menggoyang kepala untuk menarik kesadaran. Alam bawah sadar dengan cepat mendorong kesadaran pada wanita itu. Memberitahu apa yang membuatnya harus berada di sini.
“Oh.” Gadis itu memandang ke bawah. Pada sebuah paper bag berisi kotak makanan.
“Ms. Jessy said to bring you the lunch,” ucap gadis di depan Seo Hyung.
Kening Seo Hyung yang sempurna itu melengkung ke atas. Ia membawa tatapannya turun. Menatap lunch box di tangan wanita muda tersebut.
“Oh, okay,” kata Seo Hyung sambil menggerakkan kedua tangan mengambil paper bag tersebut. “thanks.” Lanjut Seo Hyung.
“Don’t mention it, that’s my job,” ujar gadis di depannya.
Sekilas Kim Seo Hyung tersenyum. Ia kembali menatap gadis di depannya. Dan saat melihat gadis itu masih termangu-mangu di depan pintu, Kim Seo Hyung pun bertanya dengan sopan, “You need anything else?”
Wanita itu bergeming dan kembali menggoyangkan kepala. “No,” ucapnya lalu ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
Kim Soe Hyung memanyunkan bibir. “Okay, then I’ll go in. Thanks for this lunch,” ucap Seo Hyung.
Mulut gadis itu menganga dan ia mungkin tak sadar ketika kepalanya magut-magut. Sedikit terlihat kerutan di kening Seo Hyung, tapi semua itu tertutup dengan senyum kilat di wajahnya. Lelaki itu menghilang ketika tangannya kembali mengayunkan gagang pintu.
“Oh!” Untuk kesekian kalinya gadis itu tersadar dari lamunan sesaat. Napasnya berembus panjang dan ia langsung memutar tubuhnya.
“Wow ... pacar mbak Jessy keren banget. Kayak oppa-oppa Korea,” gumam gadis itu. Ia memejamkan mata lalu menepuk pipinya dengan gemas.
“Maa syaa Allah ...,”gumamnya lagi.
Sementara itu, di dalam apartemen milik Jessy, ada seorang pria yang memandang box makanan di dalama paper bag dengan kening yang mengerut.
“Untuk apa dia repot-repot menyuruh staf apartemen membawakan makan siang?” gumam Seo Hyung.
Satu sudut bibirnya bergerak ke atas ketika ia menggelengkan kepala. Kim Soe Hyung menaruh paper bag tersebut ke atas meja. Ia tak pernah makan dalam box makanan. Maka dari itu, Kim Soe Hyung mengambil piring porselen putih dari dalam salah satu kabinet yang tersusun rapi di atas wastafel.
Setelahnya, Kim Seo Hyung kembali untuk mengeluarkan makanan dari dalam paper bag. Saat melihat isi dalam lunch box, kening Soe Hyung langsung melengkung ke atas.
“Jajangmyeon?” gumam Seo Hyung. Saat mengeluarkan box lunch tersebut, Kim Soe Hyung kembali di buat terkejut saat melihat ada satu box lagi di bawahnya.
“Wow!” Seo Hyung kembali bergumam sambil menarik alisnya ke atas. Ada kimbap, udang goreng tepung, sashimi dan salad sayur. Sebuah menu lengkap dan sangat pas disajikan di jam seperti ini. Perut Seo Hyung langsung bergemuruh.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kim Soe Hyung langsung membawa makanan tersebut ke living room.
“Nanti akan kubersihkan. Lagi pula dia akan pulang nanti malam, kan?” monolog Seo Hyung.
Setelah membawa makanan-makanan itu ke atas meja, Kim Soe Hyung kembali untuk mengambil air mineral di dalam kulkas. Sedikit terkejut karena hanya buah-buahan dan jus jeruk di dalam sini. Maka Seo Hyung memilih untuk mengambil jus jeruk. Namun, ketika ia mengeluarkan benda itu tiba-tiba saja menguar bau tidak sedap dari sana.
“Oh my ....” Seo Hyung mengernyit dan matanya melebar. Sempat mulutnya seperti ingin mengeluarkan sesuatu, tapi berhasil ditahan oleh Seo Hyung. Ia pun membawa cairan kuning kental itu ke wastafel kemudian dikeluarkannya isinya lalu menyucinya dengan keran.
“Kapan terakhir kali dia mengecek kulkasnya. Apa memang seperti ini para wanita?” Seo Hyung pun mendengkus sambil menggelengkan kepalanya.
Seo Hyung memang sedang dalam kebingungan, oleh karena sampai saat ini dia belum bertemu dengan Sejin. Namun, dia juga manusia. Rasa lapar tetap terasa. Apalagi setelah Seo Hyung menghabiskan tenaga untuk membersihkan apartemen ini. Semua energinya terkuras.
“Apa aku perlu membersihkan kulkasnya?”
Seo Hyung bertanya pada diri sendiri. Ia pun memutar tubuh dan menatap mesin pendingin di sampingnya.
“Hem ... sepertinya memang iya,” gumam lelaki itu.
Kim Seo Hyung membuang napas panjang lalu kembali membuka kulkas. Ia mengambil sebotol air mineral. Namun, sebelum membawanya, Kim Soe Hyung lebih dahulu mengecek tanggal kadaluarsa.
Semua itu untuk jaga-jaga, mungkin saja gadis itu benar-benar sudah melupakan jika di dalam apartemennya ada sebuah mesin pendingin yang menampung makanannya.
“Semua gadis memang sulit ditebak,” gumam Seo Hyung.
Sambil membawa sebotol air mineral, ia kembali ke tempat duduk. Menonton TV akan membuat suasana makan siang lebih asyik. Seo Hyung pun menyalakan TV.
Bagai ritual yang tak boleh ditinggalkan, Seo Hyung tak lupa berdoa sebelum mencicipi makanan di depannya.
“Ahh ....” Lelaki Kim itu bergumam ketika penciumannya diterpa aroma nikmat.
Segera Seo Hyung mengambil sumpit dan mulai menikmati makan siangnya.
“Warga Indonesia dibuat heboh dengan kedatangan XT. Salah satu boy group jebolan KJT Entertaiment. Diketahui boy group ini merupakan fresh graduate dari salah satu agensi terbesar di Korea Selatan. Sesuai dengan jadwal, hari ini mereka akan mengadakan jumpa fans secara tertutup dan dikhususkan hanya untuk para penggemar. Namun, tim CNM secara exclusive diberikan kesempatan untuk dapat bertemu sekaligus mewawancarai boy group yang terdiri dari tujuh anggota tersebut. Rekan Astrid yang sudah berada di lokasi backstage fansign akan menyapa boy group XT. Mari kita dengarkan.”
“Ya, rekan Lidya. Seperti yang Anda semua tahu, boy group yang namanya sedang melambung ini sedang memulai konser tur dunia mereka. Dan warga Indonesia yang didominasi kaum milenial dan remaja juga tidak ingin melewatkan kesempatan untuk dapat menonton konser dari boy group XT ini. Setidaknya ada sekitar delapan puluh ribu tiket yang sudah terjual dan diketahui juga penonton tidak hanya datang dari dalam negeri, melainkan juga dari luar negeri. Begitu antusiasnya mereka ingin menonton pentolan boy group KJT Entertaiment ini. Selain konser yang akan digelar di Gelora Bung Karno pada dua Sepetember mendatang, para anggota boy group juga akan melakukan fansign untuk menyapa lebih dekat dengan para fans. Tentu saja hanya mereka yang telah tergabung dalam keanggotaan dan memiliki syarat khusus untuk bisa bertemu dan menyapa lebih dekat dengan para penyanyi sekaligus artis Korea Selatan tersebut.”
“Oke, baik, rekan Astrid, apakah Anda bisa menggambarkan bagaimana situasi di tempat jumpa fans saat ini?”
“Ya, rekan Lidya. Jadi, sesuai dengan permintaan para agensi bahwa kami tidak boleh menyebutkan nama tempat jumpa fans untuk menjaga privasi dan juga keintiman antara idola dan fans mereka. Ketujuh pentolan group XT sedang melakukan persiapan dan kami belum bisa mewawancarainya, namun saat ini kami telah bersama dengan manajer boy group XT yang siap menceritakan bagaimana pengalaman mereka saat pertama kali datang ke Indonesia.”
“Annyeonghasimnika Maenijeo-nim.”
“Ah, anyonghasimnika. Anyeong Indonesia ....”
“PFT!” Kim Soe Hyung langsung terbelalak ketika melihat siapa yang berada di layar TV.
“Se- Sejin?”