Hari sudah berganti dengan sangat cepat. Siang yang tadinya panas, kini berubah dengan awan gelap nan hitam. Di luar rumah pun, gerimis mulai menitik membasahi bumi tanah kota Jakarta. Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Syarief sudah tertidur di kamarnya, begitu juga dengan Syafana kini sudah terlelap di dalam ranjang bayinya. Amanda dan Jonas masih bersantai seraya menikmati layar televisi yang ada di kamar mereka. Amanda tengah berbaring dalam dekapan hangat suaminya. “Sayang ....” Amanda mulai membuka pembicaraan. “Hhmm ... ada apa?” tanya Jonas seraya menepuk lembut bahu istrinya. Ia merasa ada sebuah beban yang bersarang di hati Amanda. “Kamu tahu nggak, tadi aku lihat Syarief itu melamun aja di ruang keluarga. Pas aku dekati, ternyata Syarief menangis.” “Memangnya Sya