Sore sudah menjelang, waktu sudah menunjukkan pukul tiga. Rizky dan Amanda bersiap kembali ke kantor mereka karena pekerjaan mereka di lapangan sudah rampung. Semua tim personil lapangan sudah diarahkan dan siap melaksanakan pekerjaan mereka masing-masing sesuai dengan tugas masing-masing. “Amanda, nanti malam jadi’kan?” tanya Rizky sesaat sebelum melajukan mobilnya. “Maaf, Mas. Lain kali saja ya, soalnya nanti malam aku ada urusan.” “Ada urusan?” “Iya, nggak apa-apa’kan?” “Hhmm ... nggak apa-apa sih. Sejujurnya aku sedikit kecewa, tapi aku juga nggak bisa memaksa.” “Mungkin lain waktu, bisa.” “Iya, lain waktu saja.” Rizky tampak kecewa. Seulas senyum yang terlihat dipaksakan, terukir dari bibirnya. Amanda sendiri juga merasa bersalah. Namun, malam ini urusannya dengan Jonas harus