Jonas masih saja terdiam setelah mendengar ucapan sahabatnya, sementara Richard hanya bisa tersenyum ringan. “Ada apa, Jo? Ingin membantah?” tanya Richard setelah menyeruput kembali minumannya. Jonas menggeleng, “Gue Nggak yakin.” “Kenapa nggak yakin? Itu buktinya sampai buang foto Angel’kan?” “Gue buang foto Angel karena gue memang udah nggak perlu lagi mikirin dia. Buat apa gue masih simpan foto istri orang?” Richard terkekeh ringan, “Jonas Suhendra yang terhormat, orang lain mungkin bisa lo bohongi, tapi gue nggakkan bisa lo bohongi. Dari kerut wajah lo, dari sorot mata lo, gue udah bisa menilai semuanya. Kalau gue nggak pintar baca raut wajah, nggak mungkin orang-orang mau bayar gue mahal hanya untuk konsultasi dan terapi.” Jonas berdecak Pria itu pun segera menenggak lagi minuma